Legenda mengatakan bahwa pada jaman dahulu kala terdapat seorang raksasa sakti bernama Kua Fu yang ingin berlomba dengan matahari hingga dapat mendahului. Maka Kua Fu mengejar matahari.
Ketika hampir sejajar dengan matahari, Kua Fu merasa sangat kehausan dan kepanasan.
Dimana dia bisa mendapatkan air?
Dari sudut matanya, Kua Fu melihat Sungai Kuning dan Sungai Wei, maka Kua Fu langsung menuju ke sana. Kua Fu meminum semua air dari kedua sungai itu hingga kering. Namun ia masih kehausan dan kepanasan, sehingga ia langsung terbang ke utara Tiongkok menuju sebuah danau besar.
Sayangnya, Kua Fu jatuh di tengah jalan dan meninggal karena kehausan.
Karenanya “Kua Fu mengejar Matahari” menjadi sebuah ungkapan terkenal untuk menggambarkan kemauan dan usaha manusia untuk melawan alam.
kita harus tau batas/kemampuan diri kita sendiri, jangan melakukan sesuatu bedasarkan kemauan saja tp harus melihat kemampuan juga
Kalau jaman sekarang .. maka cerita itu Gablek banget… hahahaha… lha matahari koq dikejar… hahahaa..
Nah intinya “Jangan bercita-cita melebihi batas kemampuan mu” … karena jika tidak tercapai (hampir namun gagal) maka kau akan mengalami down syndrome yang sangat parah..
Memang cerita ini kelihatannya konyol, tetapi bila direnungkan secara lebih mendalam ada makna lain yang bisa dipetik. Makna itu adalah, hanya orang yang sungguh memperhatikan waktu dan hari bisa berjalan semakin cepat, artinya kadang kita hidup berpacu dengan waktu untuk mengejar suatu target / tujuan dan cita. Semakin bisa berjalan cepat maka akan menjadi “haus”. “Haus” di sini bisa dimaknai dengan haus pengetahuan. Orang yang memiliki pengetahuan luas biasanya juga akan merasa ingin terus selalu belajar dan menimba ilmu. selalu haus untuk terus belajar ini pula yang bisa membuat orang bisa semakin maju dalam hidup.