Sebuah Mimpi Indah

Spread the love

Pada masa Dinasti Tang, hidup seorang yang bernama Chun Yufen, yang menganggap dirinya orang bijaksana. Namun tidak ada seorangpun yang menganggap Chun Yufen bijaksana. Sehingga membuat Chun Yufen sedih dan bermabuk-mabukan setiap hari.

Suatu hari, dia mabuk dibawah sebuah pagoda tua, di sebelah selatan dari rumahnya. Tidak lama kemudian dia tertidur dan bermimpi.

Pada mimpinya, Chun Yufen bertemu dengan seorang tua yang mengundang Chu Yufen ke Kerajaan Pagoda. Chun Yufen menerima dengan senang undangan tersebut. Setelah sampai, Chu Yufen mendapatkan dirinya berada di dunia yang penuh dengan gerbang merah, tempat-tempat menawan, taman-taman yang indah dan rumah yang mewah, dengan kata lain, tidak akan ditemukan dibelahan dunia manapun.

Sang raja sangat menghargai Chun Yufen dan mengangkatnya sebagai Ketua dari Nanke. Tidak lama kemudian, Chun Yufen menikah dengan putri raja yang cantik jelita. Chun Yufen hidup dengan bahagia dan melupakan semua tentang kampung halaman dan keluarganya.

Namun itu tidak lama sebelum kerajaan tersebut diserang oleh kerajaan lainnya dan Chun Yufen harus memimpin pasukan untuk berperang. Sayangnya tentara Chun Yufen dapat dikalahkan dan sang istri terbunuh. Chun Yufen terluka parah dan sangat kecewa terhadap dirinya, sehingga dia memutuskan untuk meninggalkan Kerajaan Pagoda.

Akhirnya, dia dikirim pulang. Setelah sampai, dia terbangun dan menyadari bahwa dia hanya bermimpi. Di depan dirinya tergeletak kendi minuman keras. Dan ada sarang semut yang berada tidak jauh. Melihat itu Chun Yufen berguman, “Oh, pasti sarang semut itulah yang saya kunjungi baru saja.”

Apakah makna dari cerita ini?


Spread the love

7 thoughts on “Sebuah Mimpi Indah

  1. hanya melihat dari kemampuannya sendiri tampa mau mendengar kritikan orang hidup dlm agan agan saja, orang yg sulit untuk berkembang

  2. Saya rasa mungkin saja dia memang orang pintar dan banyak yang tidak menyadarinya. Daripada sibuk memikirkan apa yang dipikirkan orang lain kenapa tidak lebih baik kita membuktikan saja apa yang kita mampu 🙂

  3. Maksud petuahnya… kali lho yah… :
    Orang hebat/pintar tdk pernah mengakui dirinya hebat/pintar, tetapi merendah diri…
    Sebaliknya orang bodoh/egois/tamak yang mengakui bahwa dirinya hebat/pintar, pdhl ternyata dia cmn berangan2 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five − 3 =