Deng Sui (Simplified: 邓绥, Traditional: 鄧綏, Pinyin: Dèng Suí) adalah cucu dari Deng Yu (Simplified: 邓禹, Traditional: 鄧禹, Pinyin: Dèng Yǔ), perdana menteri Kaisar Guangwu dari Dinasti Han (漢光武帝). Ayah Deng Sui, Deng Xun (Simplified: 邓训, Traditional: 鄧訓, Pinyin: Dèng Xùn) adalah putra keenam dari Deng Yu. Ibu Deng Sui, Nyonya Yin, adalah putri dari sepupu istri Kaisar Guangwu, Permaisuri Yin Lihua.
Deng Sui memiliki gelar resmi Permaisuri Hexi (和熹皇后, Pinyin: Hé Xī Huáng Hòu), yang secara harafiah berarti Permaisuri Moderat dan Menenangkan. Deng Sui adalah permaisuri kedua Kaisar He.
Sebagai Ibu Suri, Deng Sui menjabat sebagai wali untuk putra Kaisar He, Kaisar Shang, dan keponakannya, Kaisar An. Deng Sui adalah administrator yang cakap dan rajin. Deng Sui juga berjasa atas penggunaan kertas pertama di dunia secara resmi dan merupakan pelindung seni. Selama masa pemerintahannya, Deng Sui memotong pengeluaran istana, memberikan bantuan bagi orang miskin, mampu menghadapi tantangan bencana alam termasuk banjir yang melumpuhkan, kekeringan dan badai hujan es di beberapa bagian kekaisaran, serta sebagian besar memadamkan perang dengan Xiongnu dan Qiang.
Deng Sui dipuji karena perhatiannya pada peradilan pidana. Terdidik dengan baik, Permaisuri Deng menciptakan posisi baru bagi para sarjana, mendorong pemikiran orisinal, dan bertanggung jawab atas standarisasi Lima Klasik. Dia memanggil 70 anggota keluarga kekaisaran untuk mempelajari Lima Klasik dan mengawasi ujian mereka sendiri. Bisa dikatakan bahwa Deng Sui adalah penguasa efektif terakhir Kekaisaran Han, karena setelah dirinya, sejarah mencatat bahwa Kaisar dan Ibu Suri kemudian terus bergolak dalam perebutan kekuasaan internal dan korupsi, yang menyebabkan jatuhnya Dinasti Han.
Deng Sui memiliki minat yang besar dalam belajar, mampu membaca teks sejarah pada usia enam tahun dan mampu melafalkan Shu Jing dan Lun Yu ketika dia berusia dua belas tahun.
Deng Sui terpilih memasuki istana pada tahun 95 dan setahun kemudian menjadi Gui Ren (Simplified: 贵人, Traditional: 貴人, Pinyin: Guì Rén), selir dengan posisi tertinggi setelah permaisuri, dan menjadi kesayangan Kaisar He. Deng Sui adalah orang yang berhati-hati serta memegang teguh moral dan prinsip. Deng Sui sangat hormat kepada Permaisuri Yin (陰皇后) serta sopan dan bersahabat dengan orang-orang di istana.
Pada saat Deng Sui menjadi Selir, Kaisar He telah memiliki permaisuri, Permaisuri Yin. Permaisuri Yin adalah wanita yang cantik tetapi ceroboh dan pencemburu. Dengan bersikap rendah hati, Selir Deng selalu mencoba membina hubungan yang baik dengan Permaisuri Yin, dan terus-menerus berusaha menutupi kesalahan Permaisuri Yin. Sayangnya hal ini semakin menimbulkan kecemburuan Permaisuri Yin, karena Kaisar He menjadi terkesan pada Deng Sui dan menganggap Deng Sui sebagai salah satu favoritnya.
Suatu kali, ketika Kaisar He sakit, Permaisuri Yin membuat pernyataan bahwa jika dia menjadi ibu suri, keluarga Deng akan dibantai. Setelah mendengar itu Deng Sui mempertimbangkan untuk bunuh diri, beruntung salah satu dayang menyelamatkannya dengan mengatakan kepadanya bahwa Kaisar He telah pulih. Deng Sui dan keluarganya lolos dari nasib buruk.
Pada acara perjamuan, istri-istri lain mengenakan perhiasan yang tebal. Hanya Deng Sui yang menggunakan perhiasan ringan dan alami, sehingga membuatnya tampak menonjol di antara istri-istri kaisar lainnya. Kaisar He semakin menyukai Deng Sui, namun hal ini membuat Permaisuri Yin menjadi cemburu dan kemudian memanggil tukang sihir untuk mengutuk Deng Sui, namun hal ini sia-sia.
Kaisar He kemudian mengetahui hal ini dan menurunkan Permaisuri Yin, lalu menetapkan Deng Sui sebagai permaisuri.
Permaisuri Deng menjadi teladan yang baik dalam berhemat. Negara-negara tetangga sering memberikan penghargaan berupa barang-barang berharga dan langka, Permaisuri Deng menganggap tindakan tersebut dapat mengarah kepada kemunduran, boros, dan korupsi, sehingga memerintahkan untuk menghentikan hal tersebut, dan mengubah perhargaan yang tadinya berupa barang berharga dan langka menjadi kertas dan tinta.
Kaisar He ingin menjadikan kakak Permaisuri Deng sebagai adipati, tetapi Permaisuri Deng menentangnya.
Ketika Permaisuri Deng berusia 25 tahun, Kaisar He meninggal dunia dan menciptakan krisis suksesi, karena baik Permaisuri Yin maupun Permaisuri Deng tidak memiliki anak laki-laki. Kaisar He tercatat memiliki sejumlah putra yang meninggal di usia muda, namun tidak jelas apakah anak dari Permaisuri Yin atau Permaisuri Deng, tetapi tampaknya mereka tidak pernah melahirkan anak laki-laki. Di akhir masa pemerintahan Kaisar He, Kaisar He memiliki dua putra, yang ibunya tidak disebutkan dalam sejarah, yaitu Liu Sheng dan Liu Long. Karena berbagai pertimbangan maka dianggap lebih baik jika mereka dibesarkan di luar istana mengingat kematian dini saudara-saudara mereka yang lain, jadi keduanya diberikan kepada orang tua asuh.
Pada saat Kaisar He meninggal, Liu Sheng dan Liu Long disambut kembali ke istana. Namun karena Liu Sheng terus-menerus sakit, Deng Sui menetapkan Liu Long sebagai putra mahkota, dan kemudian diangkat sebagai kaisar, Kaisar Shang (Simplified: 汉殇帝, Traditional: 漢殤帝; Pinyin: Hàn Shāng Dì).
Karena kaisar yang baru , Liu Long, baru berusia 100 hari, maka Deng Sui memerintah sebagai ibu suri. Namun karena perempuan muda yang memerintah dianggap tidak baik oleh para menteri, Deng Sui mengangkat kakaknya, Deng Zhi (Simplified: 邓骘, Traditional: 鄧騭, Pinyin: Dèng Zhì) sebagai adipati.
Pada tahun 106, Kaisar Shang meninggal dunia, dan menciptakan krisis suksesi lain. Pada saat itu, para pejabat menginginkan Liu Sheng menjadi kaisar. Namun Ibu Suri Deng khawatir Liu Sheng menyimpan dendam karena sebelumnya tidak diangkat menjadi kaisar, sehingga memiliki ide lain. Ibu Suri Deng menjadikan sepupu Kaisar Shang, Liu Hu (Simplified: 刘祜, Traditional: 劉祜, Pinyin: Liú Hù) sebagai kaisar, dengan gelar Kaisar An (Simplified: 汉安帝, Traditional: 漢安帝, Pinyin: Hàn Ān Dì).
Dan Ibu Suri Deng tetap mengendalikan pemerintahan dan memberikan pengaruh positif dalam berbagai kebijaksanaan.
Deng Sui meninggal saat berusia 41 tahun.