Duan Wu Jie (端午節), di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Festival Peh Cun, adalah salah satu festival penting dalam kebudayaan dan sejarah Tiongkok. Peh Cun berasal dari dialek Hokkian untuk kata Pachuan (扒船), Bahasa Indonesia: mendayung perahu.
Festival ini dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek dan telah berumur lebih 2300 tahun dihitung dari masa akhir Dinasti Zhou. Acara dalam perayaan festival ini yang biasa kita ketahui adalah makan bakcang (肉粽) dan perlombaan dayung perahu naga. Karena dirayakan secara luas, maka bentuk kegiatan juga berbeda di satu daerah dengan daerah lainnya.
Asal Usul
Dari catatan sejarah dan cerita turun temurun dalam masyarakat Tiongkok, asal usul festival ini dapat dirangkum menjadi 2 kisah:
Peringatan atas Qu Yuan
Qu Yuan (屈原) adalah seorang menteri setia di Negara Chu (楚) pada masa Negara-Negara Berperang. Qu Yuan adalah seorang pejabat yang berbakat dan setia pada negaranya, banyak memberikan ide untuk memajukan Negara Chu, bersatu dengan negara Qi (齊), dan memerangi negara Qin (秦). Namun sayangnya Qu Yuan dikritik oleh keluarga raja yang tidak senang padanya. Dimana akhirnya Qu Yuan diusir dari Ibukota Negara Chu. Qu Yuan yang sedih dan cemas akan masa depan Negara Chu kemudian bunuh diri dengan melompat ke sungai Miluo. Ini tercatat dalam buku sejarah Shi Ji.
Qu Yuan melompat ke sungai pada tanggal 5 bulan 5. Rakyat yang kemudian merasa sedih kemudian mencari-cari jenazah sang menteri di sungai tersebut. Mereka lalu melemparkan nasi dan makanan lain ke dalam sungai dengan maksud agar ikan dan udang dalam sungai tersebut tidak mengganggu jenazah sang menteri. Kemudian untuk menghindari makanan tersebut dari naga dalam sungai tersebut maka mereka membungkusnya dengan daun-daunan yang kita kenal sebagai bakcang sekarang. Para nelayan yang mencari-cari jenazah sang menteri dengan berperahu akhirnya menjadi cikal bakal dari perlombaan perahu naga setiap tahunnya.
Bermula Dari Tradisi Suku Kuno Yue di Tiongkok Selatan
Perayaan sejenis Duan Wu Jie juga telah dirayakan oleh Suku Yue di Tiongkok Selatan pada masa Dinasti Qin dan Dinasti Han. Perayaan tersebut adalah satu bentuk peringatan dan penghormatan kepada nenek moyang mereka. Kemudian setelah melebur secara budaya dengan suku Han yang mayoritas, perayaan ini kemudian berkembang menjadi perayaan Duan Wu Jie yang sekarang kita kenal.
Kegiatan dan Tradisi
Lomba Perahu Naga
Tradisi perlombaan perahu naga ini telah ada sejak masa Negara-Negara Berperang. Perlombaan ini masih ada sampai sekarang dan diselenggarakan setiap tahun di Tiongkok, Hong Kong, Taiwan maupun di Amerika Serikat. Bahkan ada perlombaan berskala internasional yang dihadiri oleh peserta-peserta dari manca negara, kebanyakan berasal dari Eropa ataupun Amerika Utara. Perahu naga ini biasanya didayung secara beregu sesuai panjang perahu tersebut.
Makan Bakcang
Tradisi makan bakcang secara resmi dijadikan sebagai salah satu kegiatan dalam festival Duan Wu Jie sejak Dinasti Jin. Sebelumnya, walaupun bakcang telah populer di Tiongkok, namun belum menjadi makanan simbol festival Duan Wu Jie. Bentuk bakcang sebenarnya juga bermacam-macam dan yang kita lihat sekarang hanya salah satu dari banyak bentuk dan jenis bakcang tadi. Di Taiwan, pada masa Dinasti Ming, bentuk bakcang yang dibawa oleh pendatang dari Fujian adalah bulat gepeng, agak lain dengan bentuk prisma segitiga yang kita lihat sekarang. Isi bakcang juga bermacam-macam dan bukan hanya daging. Ada yang isinya sayur-sayuran, ada pula yang dibuat kecil-kecil namun tanpa isi yang kemudian dimakan bersama srikaya atau gula manis.