Dewi Tian Shang Sheng Mu ( 天上圣母 / 天上聖母 )

Spread the love

Dewi Tian Shang Sheng Mu (天上圣母)

Dewi Tian Shang Sheng Mu (天上圣母)

Tian Shang Sheng Mu (Simplified: 天上聖母, Traditional: 天上聖母), Hokkien: Tian Siang Sing Bo, Kantonis: Tin Hau, dikenal pula dengan sebutan Ma Zu atau Mak Co. Karena hidupnya yang sederhana dan gemar berbuat kebaikan, masyarakat memanggilnya Lin San Ren (Lin Orang Yang Baik). Dia dikenal sebagai Dewi Laut, penolong para pelaut, serta pelindung keturunan Tionghoa di wilayah Selatan dan imigran di Asia Tenggara.

Tian Shang Sheng Mu memiliki arti Bunda Suci dari Langit. Nama asli dia adalah Lin Mo Niang (林默娘), Hokkian: Lim Bik Nio. Lin adalah nama Marga, Mo berarti Diam, Niang berarti Putri. Menurut cerita, nama tersebut diberikan oleh ayahnya karena dia tidak pernah menangis selama sebulan semenjak dilahirkan.

Patung Dewi Tian Shang Sheng Mu (天上圣母) di Kinmen, Tiongkok

Patung Dewi Tian Shang Sheng Mu (天上圣母) di Kinmen, Tiongkok

Beberapa sebutan populer Tian Shang Sheng Mu (天上聖母) antara lain:

  1. Ma Zu (媽祖), Hokkien: Makco, yang berarti Nenek Buyut. Aksara 媽 memiliki arti ibu, aksara 祖 berarti leluhur, kakek atau nenek. Nama Mazu sering kali dirujuk untuk memanggil Dewi Tian Shang Sheng Mu untuk menunjukkan keakraban antara umat dengan sang Dewi.
  2. Mazu Po (媽祖婆) atau Mazu Popo (媽祖婆婆), yang berarti Nenek dari Nenek Buyut.
  3. Tian Hou (天后) yang berarti Permaisuri / Ratu Surgawi.
  4. Tian Fei (天妃) yang berarti Putri Langit.
  5. A Ma atau A Po (Simplified: 阿婆, Traditional: 阿媽), yang berarti Nenek, sebuah sebutan akrab (tidak formal).
  6. Tian Shang Sheng Mu, sebutan formal dari penduduk China bagian Utara dan Taiwan.
  7. Tian Hou Sheng Mu (天后聖母) yang berarti Bunda Suci Surgawi, sebutan formal dari penduduk China bagian Selatan.
  8. Thiên Hậu Thánh Mẫu atau Bà Thiên Hậu di Vietnam, berasal dari Tian Hou Sheng Mu.

Lin Mo Niang dilahirkan di Pulau Meizhou, provinsi Fujian. Ayah beliau bernama Lin Yuan yang pernah menduduki jabatan sebagai Pengurus di Provinsi Fujian. Beliau lahir pada Imlek tanggal 23 bulan 3, tahun Jian Long pertama pada masa pemerintahan Kaisar Tai Zu dari Dinasti Song Utara sebagai putri ke tujuh.

Masa Kecil hingga Remaja

Semenjak usia dini, Lin Mo Niang telah menunjukkan kecerdasan luar biasa. Ia masuk sekolah pada usia 7 tahun dan tidak pernah lupa pada apa yang telah diajarkan padanya. Lin Mo Niang juga tekun berdoa, berbakti pada orang tua, dan suka menolong para tetangganya yang sedang kesulitan. Oleh sebab itu, beliau sangat dihormati semua orang. Konon Beliau mendapatkan kitab suci rahasia dari Maha Dewa Tai Shang Lao Jun (太上老君). Beliau juga mahir mengobati penyakit sehingga orang-orang desa memanggilnya Ling Nu (Gadis Mukzizat), Long Nu (Gadis Naga), dan Shen Gu (Bibi Sakti).

Meskipun tinggal di tepi pantai, Lin Mo Niang baru belajar berenang saat berusia 15 tahun. Namun, beliau segera menjadi perenang yang hebat. Ia mengenakan pakaian berwarna merah di tepi pantai untuk memandu kapal-kapal nelayan kembali ke rumah, sekalipun pada saat itu cuaca sedang sangat buruk serta berbahaya.

Menyelamatkan Ayah dan Saudara

Dikisahkan bahwa ayah serta saudara-saudara laki-laki Lin Mo Niang bekerja sebagai nelayan. Suatu hari, topan yang sangat mengerikan menimpa lautan pada saat mereka sedang mencari ikan. Seluruh keluarga Lin Mo Niang sangat mengkhawatirkan nasib mereka.

Satu versi mengisahkan Lin Mo Niang saat mendoakan nasib ayah dan saudara-saudaranya, ia memperoleh penglihatan gaib akan ayah dan saudara-saudaranya yang tenggelam pada saat ia tertidur. Lin Mo Niang berusaha menolong mereka dengan kekuatan batinnya, dengan memproyeksikan dirinya di hadapan ayah dan saudaranya, tetapi ibunya membangunkan Lin Mo Niang sehingga beliau menjatuhkan kembali saudaranya. Ayah Lin Mo Niang kembali dengan selamat dan menceritakan kepada seluruh penduduk mengenai keajaiban yang beliau alami.

Versi lain tidak menyebutkan ayahnya, melainkan keempat saudaranya yang tenggelam. Lin Mo Niang menjatuhkan saudaranya yang keempat pada saat ibunya membangunkannya.

Menundukkan Qian Li Yan dan Sun Feng Er

Salah satu legenda mengisahkan bahwa Lin Mo Niang berhasil menaklukkan 2 siluman penguasa Pegunungan Tao Hua Shan. Mereka adalah Qian Li Yan (Mata Seribu Li) dan Sun Feng Er (Telinga Hembusan Angin). Menggunakan kemampuan bela dirinya, kedua siluman tersebut takluk kemudian menjadi pengawal setianya .

Wafat dan Menjadi Dewi

Pada saat Lin Mo Niang berusia 28 tahun, yaitu pada masa pemerintahan Kaisar Tai Zong tahun Yongxi ke-4, Imlek tanggal 16 bulan 2, beliau berlayar bersama ayahnya. Di tengah lautan, perahu mereka dihantam badai hingga tenggelam. Tanpa mempedulikan keselamatannya sendiri, Beliau berusaha menyelamatkan sang ayah. Namun keduanya akhirnya wafat.

Kisah lain, saat berusia 28 tahun beliau memanjat gunung sendirian kemudian terbang ke langit menjadi Dewi bersama dengan raganya. Dikisahkan bahwa pada pagi itu, penduduk Meizhou melihat awan berwarna-warni menyelimuti pulau. Di angkasa terdengar alunan musik merdu dan Lin Mo Niang perlahan-lahan naik ke angkasa untuk dinobatkan sebagai Dewi. Setahun kemudian, penduduk mendirikan sebuah kuil di tempat Lin Mo Niang diangkat ke surga. Kuil tersebut merupakan kuil Thian Shang Sheng Mu yang pertama didirikan di Tiongkok.

Versi lain menyatakan wafatnya Lin Mo Niang saat ia masih berusia 16 tahun. Saat itu beliau berenang jauh ke tengah laut untuk mencari ayahnya yang hilang. Namun karena kelelahan, beliau wafat dan jenasahnya disapu ombak ke tepi pantai di Pulau Nankan, Kepulauan Matsu.

Lin Mo Niang dan Kaisar Song Hui Zong

Pada tahun 1122, Kaisar Song Hui Zong memerintah seorang menteri bernama Lu Yun Di untuk menjadi duta ke Negeri Gaoli (sekarang Korea). Rombongan tersebut terdiri atas 8 buah kapal, tetapi 7 diantaranya tenggelam akibat dihantam badai yang dahsyat.

Menteri Lu Yun yang selamat merasa takjub kemudian bertanya kepada anak buahnya, siapakah dewa yang menyelamatkan mereka. Salah seorang yang berasal dari Pu Tian menjawab bahwa ia biasa bersembahyang kepada Dewi Lin Mo Niang yang merupakan pelindungan perjalan di lautan. Lu Yun kemudian melaporkan hal tersebut kepada Kaisar Song Hui Zong.

Sebagai penghormatan dan syukur, kaisar memberi beliau gelar Sun Ji Fu Ren yang berarti Nyonya Agung yang Memberikan Pertolongan yang Sangat Dibutuhkan. Kaisar juga menyumbangkan sebuah papan bertuliskan Sun Ji hasil kaligrafi beliau sendiri untuk dipasang pada kuil di Meizhou.

Lukisan Dewi Tian Shang Sheng Mu (天上圣母) Menyelamatkan Rombongan Kekaisaran Song Ke Goryeo (Korea)

Lukisan Dewi Tian Shang Sheng Mu (天上圣母) Menyelamatkan Rombongan Kekaisaran Song Ke Goryeo (Korea)

Asal-Usul Nama Ma Zu

Kitab Tian Shang Sheng Mu Jing mengisahkan bahwa pada masa Dinasti Tang, ada seorang pendeta suci yang disebut Dao Yi Chan Shi (Fujian/Hokkian: To It Sian Su). Nama asli beliau adalah Ma Zu. Konon, Lin Mo Niang merupakan reinkarnasi dari pendeta ini. Huruf Ma yang merupakan nama keluarga (marga) dari sang pendeta diganti dengan huruf Ma yang berarti Ibu agar sesuai dengan Sheng Mu yang berarti Ibu yang Suci.

Tian Shang Sheng Mu digambarkan sebagai wanita cantik yang mengenakan jubah merah bersulam serta duduk di atas tahta. Pada ukiran, beliau selalu memakai pakaian kebesaran seorang permaisuri yang bertaburkan permata, memegang papan seremonial atau tongkat bertatah permata, dan mahkota khas kekaisaran, bagian atas mahkota berbentuk datar serta dihiasi butiran mutiara yang bergantung pada bagian depan dan belakangnya.

Makam Mazu di Desa Matsu

Makam Lin Mo Niang di Nangan, Pulau Matsu, Tiongkok

Makam Lin Mo Niang di Nangan, Pulau Matsu, Tiongkok

Dalam penggambaran, beliau biasanya dikawal oleh kedua siluman Qian Li Yan dan Sun Feng Er. Qian Li Yan berkulit hijau kebiruan, bertanduk dua, bertaring, dan memegang tombak. Sun Feng Er berkulit merah kecoklatan, bertanduk satu, bertaring, dan memegang kapak bergagang panjang. Dikisahkan bahwa Qian Li Yan dapat melihat sejauh ribuan li sementara Sun Feng Er dapat mendengar ribuan pal.

Pemujaan Tian Shang Sheng Mu di Tiongkok

Para keluarga nelayan dan pelaut mulai berdoa kepada Lin Mo Niang semenjak wafatnya, untuk menghormati keberaniannya menyelamatkan orang-orang di lautan. Popularitasnya berkembang pesat dikarenakan perannya sebagai Ibu Pelindung yang Penyayang dan Berkuasa.

Pada masa Dinasti Song, perdagangan maritim Provinsi Fujian sangat berkembang. Para pelaut yang khawatir akan bahaya lautan selalu membawa arca Thian Shang Sheng Mu sebagai pelindung. Dikisahkan bahwa Cheng Ho juga membawa arca beliau dalam ketujuh pelayarannya yang terkenal. Sudah menjadi kebiasaan para pelaut semenjak masa itu untuk menyediakan altar Tian Shang Sheng Mu dalam kapal mereka.

Pemujaan Tian Shang Sheng Mu menyebar dari Provinsi Fujian ke provinsi-provinsi tetangganya yaitu Zhejiang dan Guangdong. Banyak kuil-kuil untuk beliau didirikan di kota-kota utama sepanjang pantai timur di China (dari utara ke selatan). Kota-kota tersebut antara lain Dandong, Yantai, Qinhuangdao, Tianjin, Shanghai, Ningbo, Hangzhou, Fuzhou, Xiamen, Guangzhou, dan Macao.

Patung Dewi Tian Shang Sheng Mu (天上圣母) / Mazu (Tengah) membawa Lentera dan Tablet Seremonial Hu di Weihai Tiongkok

Patung Dewi Tian Shang Sheng Mu (天上圣母) / Mazu (Tengah) membawa Lentera dan Tablet Seremonial Hu di Weihai Tiongkok

Pemujaan Tian Shang Sheng Mu di Taiwan

Pada masa Dinasti Ming, bersamaan dengan banyaknya penduduk Provinsi Fujian yang merantau, pemujaan Tian Shang Sheng Mu memasuki Taiwan. Kuil tertua di Taiwan terletak di Kota Magong, Kepulauan Penghu. Pemujaan Tian Shang Sheng Mu berkembang pesat sehingga tidak kurang dari 800 kuilnya dibangun di Taiwan dan hampir dua pertiga penduduknya memiliki altarnya di rumah.

Penanggalan Imlek tanggal 23 bulan 3 tahun 1989, patung Dewi Pelindung Pelaut yang sangat terkenal didirikan di puncak Gunung Mei Feng Shan, menghadap ke Selat Taiwan.

Patung Dewi Tian Shang Sheng Mu (天上圣母) / Mazu pada kuil di Chiayi, Taiwan

Patung Dewi Tian Shang Sheng Mu (天上圣母) / Mazu pada kuil di Chiayi, Taiwan

Penyebaran Abad Ke 19-20

Penyebaran sembahyang Mazu dibawa oleh aliran migrasi besar-besaran penduduk Tiongkok pada abad ke-19 dan 20. Setelah mencapai Taiwan, pemujaan Tian Shang Sheng Mu menyebar hingga Vietnam, Ryukyu, Jepang, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Peran beliau sebagai Dewi Pelindung Lautan membuat para imigran segera mendirikan kuil untuknya sebagai ungkapan syukur telah tiba dengan selamat.

Para penduduk dari daerah imigrasi selanjutnya membawa sembahyang Mazu ke negara-negara lain. Diperkirakan kini terdapat sekitar 1500 kuil yang didedikasikan untuk Thian Shang Sheng Mu pada 26 Negara di seluruh dunia.

Kuil Thean Hou (Tian Shang Sheng Mu, 天上圣母) di Kuala Lumpur, Malaysia

Kuil Thean Hou (Tian Shang Sheng Mu, 天上圣母) di Kuala Lumpur, Malaysia

Pemujaan Tian Shang Sheng Mu di Indonesa

Tian Shang Sheng Mu merupakan Dewi yang cukup terkenal di Indonesia karena dianggap sebagai Dewi pelindung para perantauan.


Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × 5 =