Perlukah Melakukan Tradisi Bakar Kertas Kimcoa atau Yincoa ?

Spread the love

Penggunaan uang-uangan (Kertas Kimcoa / Yincoa) pada saat acara kematian maupun persembahyangan yang terkait dengan kematian adalah salah satu dari Tradisi Tionghoa. Bagi yang pernah melihat upacara kematian upacara kematian orang Tionghoa, pasti juga melihat Kertas Kimcoa / Yincoa dan lain sebagainya, yang dimasukan ke dalam peti untuk mengganjal jenazah.

Kertas Kimcoa juga sering dipergunakan saat sembahyang kepada Dewa-Dewi di Kelenteng.

Kertas Kimcoa / Yincoa secara tradisional terbuat dari kertas bambu kasar, yang terasa buatan tangan dengan banyak variasi dan ketidaksempurnaan, meskipun kertas nasi juga umum digunakan. Kertas Kimcoa / Yincoa tradisional dipotong menjadi kotak atau persegi panjang individu. Tergantung pada wilayahnya, Kertas Kimcoa dapat dihias dengan segel, perangko, potongan kertas kontras, desain ukiran atau motif lainnya.

Kertas Kimcoa disebut juga Kertas Emas karena motifnya berwarna kuning emas, sedangkan Kertas Yincoa memiliki motif perak sehingga sering disebut juga Kertas Perak.

Perlukah Melakukan Tradisi Bakar Kertas Kimcoa ?

Pada artikel ini, bahasan dibatasi dari sisi alasan secara logis penggunaan Kertas Kimcoa / Yincoa pada upacara kematian masyarakat Tionghoa.

Beberapa hal terkait penggunaan uang-uangan dan kertas kim coa dalam acara kematian yang masih sering dilakukan :

1. Uang-uangan dan Kertas Kimcoa dipergunakan untuk menjaga posisi jenazah almarhum dan menyerap cairan yang keluar dari tubuh jenazah. Dengan cara Kertas Kimcoa dimasukkan ke dalam peti, untuk mengganjal jenasah almarhum agar posisinya tidak bergeser dan juga berguna untuk menyerap cairan yang keluar dari tubuh jenazah. Hal ini masih dilakukan sampai saat ini dan jauh lebih baik daripada menggunakan kertas koran atau kertas bekas lainnya.

2. Memberikan semangat dan memberi kehangatan dengan membakar uang-uangan dan Kertas Perak ketika dirumah duka, saat keluarga menunggui peti, ataupun saat malam kembang, termasuk membakar Ling Wu atau Rumah-rumahan Kertas. Hal ini ada sisi positifnya, yaitu membangkitkan semangat dan memberi kehangatan bagi keluarga yang ditinggalkan. Yang penting tidak berlebihan dan tidak memaksakan diri, karena harga Ling Wu atau Rumah-rumahan Kertas itu cukup mahal.

3. Memberikan jejak. Pada jaman dahulu uang-uangan dan Kertas Perak (Yincoa) disebar ketika mengantar jenasah ke kuburan, sehingga anak-anak maupun orang tua yang berjalan lebih lambat dapat mengikuti jejak hingga ke lokasi pemakaman. Perlu diketahui bahwa pemakaman pada jaman dahulu kebanyakan di gunung-gunung, maksudnya kertas itu sebagai petunjuk jalan bagi yang bermaksud melayat namun terlambat hadir, maka taburan Kertas Yincoa sebagai petunjuk jalan. Saat ini, sebagian orang Tionghoa masih ada yang melakukannya, namun seperlunya saja.

4. Pada dinasti Ming, Kaisar Pertama Zhu Yuan Zhang mencari kuburan orangtua-nya yang entah ada di mana, karena saat itu adalah masa kacau perang dalam usaha menggulingkan Dinasti Yuan (Mongol). Oleh karena itu seluruh kuburan disisir untuk mencari kuburan dari orangtua Sang Kaisar. Kuburan yang sudah dibersihkan akan ditandai dengan tumpukan kertas sembahyang sebagai tanda. Oleh karena itulah saat hari Ceng Beng (Qing Ming) muncul tradisi menyebarkan dan membakar uang-uangan dan kertas.


Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

six − three =