Meng Tian (Simplified: 蒙恬, Traditional: 蒙恬, Pinyin: Méng Tián) terlahir dari keluarga terkenal dan memiliki ambisi besar sejak masih kecil. Méng Tián adalah seorang jenderal pada masa pemerintahan Raja Zheng dari Negara Qin (Hanzi: 秦王政, Pinyin: Qín Wáng Zhèng), yang dikemudian hari berhasil menyatukan Dataran Tengah sebagai Kaisar Qin Shi Huang (Hanzi: 秦始皇, Pinyin: Qín Shǐ Huáng).
Ayah Méng Tián adalah Meng Wu (Simplified: 蒙武, Traditional: 蒙武, Pinyin: Méng Wǔ), seorang jenderal pada Negara Qin. Kakeknya, Meng Ao (Simplified: 蒙骜, Traditional: 蒙驁, Pinyin: Méng Ào), adalah jenderal pada masa pemerintahan Raja Zhuangxiang dari Qin (Simplified: 秦庄襄王, Traditional: 秦莊襄王, Pinyin: Qín Zhuāng Xiāng Wáng). Méng Tián adalah kakak laki-laki dari Meng Yi (Simplified: 蒙毅, Traditional: 蒙毅, Pinyin: Méng Yì), yang merupakan seorang jenderal juga.
Méng Tián mencatatkan prestasi besar saat memimpin tentara untuk menerobos Negara Qi (Simplified: 齐国, Traditional: 齊國, Pinyin: Qí Guó).
Pada saat Negara Qin (Simplified: 秦国, Traditional: 秦國, Pinyin: Qín Guó) berhasil menyatukan seluruh Dataran Tengah, suku Xiongnu di utara tumbuh menjadi kekuatan yang besar dan mulai menyerang untuk melebarkan wilayah.
Kaisar Qín Shǐ Huáng mengirim 300.000 tentara yang dipimpin oleh Méng Tián untuk mendorong Xiongnu ke utara sejauh 1.000 li (sekitar 416 km) dan mulai mengerjakan apa yang dikemudian hari dikenal sebagai Tembok Besar, dengan tujuan sebagai batas pertahanan terhadap serangan dari utara.
Pembangunan Tembok Besar tidak hanya sebatas membawa hasil sebagai batas pertahanan terhadap serangan dari suku-suku utara, namun juga membuat lalu lintas perdagangan di perbatasan menjadi lancar, sehingga mendorong perkembangan pesat bagi ekonomi dan budaya.
Tentara Qin adalah tentara terbaik di wilayah tersebut. Penguasa Qin menghabiskan puluhan tahun membangun kompleks militer yang kuat dengan jalan yang bagus untuk transportasi pasukan cepat dan senjata paling canggih. Tentara Qin telah menggunakan busur panah canggih dan pedang besi yang dapat menembus pedang perunggu pada waktu itu.
Sebagai bagian dari strategi pertahanan melawan suku Xiongnu, Méng Tián mengamati geografi dan mengawasi pembangunan Tembok Besar dan benteng di sepanjang perbatasan. Méng Tián menggunakan tenaga kerja yang jumlahnya ratusan ribu. Batas yang dipilih untuk Tembok Besar yang membatasi tanah kekaisaran Dinasti Qin dan pengembara utara dapat dianggap sebagai batas kekaisaran Dinasti Qin dan suku Xiongnu di utara.
Pekerjaan pertahanan meluas lebih dari 10.000 li atau lebih dari 4.000 kilometer. Dengan cara ini, wilayah tenggara ditambahkan ke dalam kekaisaran Dinasti Qin.
Pada saat Kaisar Qín Shǐ Huáng meninggal dunia, kasim Zhao Gao (Simplified: 赵高, Traditional: 趙高, Pinyin: Zhào Gāo) bersama Perdana Menteri Li Si (Hanzi: 李斯, Pinyin: Lǐ Sī) bersekongkol dengan menyembunyikan berita kematian Kaisar Qín Shǐ Huáng, dan membuat dekrit palsu untuk mengangkat Yíng Húhài (Simplified: 嬴胡亥, Traditional: 嬴胡亥, Pinyin: Yíng Húhài), putra bungsu Kaisar Qin Shi Huang, sebagai penerus takhta, karena Yíng Húhài mudah mereka kendalikan.
Zhào Gāo kemudian menjalankan tipu muslihat sehingga Méng Tián dimasukkan kedalam penjara dan dipaksa untuk bunuh diri, demikian pula keluarga Méng Tián juga dibunuh.