Kaisar Hongzhi (Hanzi: 弘治, 30 Juli 1470-8 Juni 1505) adalah kaisar Dinasti Ming yang memerintah dari tahun 1487 sampai 1505. Terlahir dengan nama Zhu Youtang (朱祐樘), adalah anak dari Kaisar Chenghua dari selirnya yang bermarga Ji. Dia adalah kaisar masa pertengahan Ming yang bijaksana dan cinta damai, selama masa pemerintahannya Tiongkok stabil dan makmur sehingga masa ini disebut abad perak Hongzhi.
**
Kehidupan awal
Hongzhi lahir dan dibesarkan dibawah penganiayaan Selir Wan dan kroni-kroninya yang memburu putra-putra yang dilahirkan bagi Kaisar Chenghua. Beberapa kali dia lolos dari usaha pembunuhan. Dia dibesarkan secara diam-diam di lingkungan istana oleh permaisuri dari ayahnya. Di bawah perlindungan permaisuri, Selir Wan tidak berani bertindak gegabah padanya. Walaupun begitu, niatnya untuk membunuh sang pangeran tidak pernah pupus, namun sampai kematiannya tahun 1487 niat ini tidak pernah terlaksana.
Tahun 1475, pada usianya yang ke lima barulah dia berkumpul kembali dengan ayahnya dan dianugerahi gelar putra mahkota. Dia sudah menunjukkan kecemerlangannya sejak dini dan dididik dengan baik dibawah pengawasan permaisuri. Dia menguasai ajaran-ajaran Konfusius dan hasil belajarnya sangat memuaskan.
**
Pemerintahan
Tahun 1587, ayahnya mangkat dan dia mewarisi tahta kerajaan. Tahun berikutnya dia menamai rezimnya Hongzhi. Begitu menjadi kaisar, dia tidak membuang-buang waktu menyingkirkan kroni-kroni Selir Wan dari pemerintahan. Sekitar seribu orang termasuk kasim-kasim dan kerabat Selir Wan dinyatakan bersalah dan diberikan hukuman setimpal.
Disaat yang sama dia menunjuk orang-orang jujur seperti Qiu Jun, Xie Qian, Liu Jian, Wang Pu, Xu Pu, Li Dongyang, dll mengisi posisi penting dalam pemerintahannya. Selain itu dia juga mendorong menteri-menterinya untuk berterus terang mengenai segala masalah, bahkan kritik-kritik terhadap dirinya pun diterima dengan terbuka. Dengan demikian pemerintah lebih transparan dan makin banyak orang-orang berbakat bekerja padanya.
Pernah suatu kali pada awal pemerintahannya, Hongzhi berencana membangun sebuah paviliun yang indah di bukit Wansui sehingga dia bisa menikmati pemandangan dari sana. Seorang sarjana kerajaan bernama Hu Chen mengirim surat keberatan padanya agar mengurungkan niatnya dengan alasan pemborosan. Semua orang khawatir akan nasib Hu akibat ‘kelancangannya’. Namun setelah Hongzhi membaca surat Hu dan merasa alasan yang dikemukakan Hu masuk akal, dia bukannya menghukum Hu, malah sebaliknya mengangkatnya sebagai pejabat distrik di Yunnan.
Hongzhi juga pernah terobsesi dengan takhayul karena pengaruh seorang kasimnya yang bernama Li Guang. Setelah Li meninggal, dia memerintahkan rumah Li digeledah untuk mencari sebuah buku mistik seperti yang didesas-desuskan. Namun yang ditemukan adalah setumpuk catatan pembukuan yang berisi hasil korupsi dan kolusi yang dilakukan Li. Kejadian ini membuatnya sadar bahwa dia harus menjaga jarak dari pejabat-pejabat korup dan dekat pada mereka yang jujur.
Hongzhi melandaskan sistem pemerintahannya berdasarkan ideologi Konfusius yang mengispirasikannya menjadi seorang pemimpin yang pekerja keras dan rajin. Dia mengawasi dengan ketat masalah-masalah kenegaraan, menurunkan pajak, mengurangi pengeluaran pemerintah, dan mempekerjakan orang-orang yang pantas sebagai bawahannya. Dalam masa pemerintahannya kekuasaan para kasim dibatasi dan intrik dalam istana yang sudah menjadi hal biasa semasa rezim-rezim sebelumnya berkurang drastis. Rakyat pun hidup damai dan sejahtera. Hongzhi pantas dibandingkan dengan dua pendahulunya, Kaisar Hongwu dan Yongle sebagai salah satu kaisar Ming yang cemerlang.
**
Akhir hayat
Tidak seperti para pendahulunya yang mempunyai banyak selir dan melahirkan banyak anak. Hongzhi hanya mempunyai seorang permaisuri seumur hidupnya. Permaisurinya memberi dua putra baginya, yang satu meninggal ketika masih bayi, maka dia hanya mempunyai satu orang yang dinominasikan mewarisi tahtanya, yaitu Zhu Houzhao yang kelak menjadi Kaisar Zhengde.
Ketika dia sakit berat tahun 1505, dipanggilnya mentri-mentrinya ke ranjang kematiannya. Kepada mereka dia mengumumkan bahwa putra mahkota Zhu Houzhao akan menggantikannya menjadi kaisar. Dia berpesan untuk terakhir kalinya pada mereka, “Pangeran adalah anak yang cerdas, tapi dia masih terlalu muda dan terlalu banyak bermain, aku berharap kalian mendampinginya dalam menjalankan pemerintahan sehingga pada saatnya nanti dia menjadi kaisar yang baik. Berjanjilah kalian untuk melakukannya, dengan begitu aku dapat mati dengan tenang”
Manteb neh, disini ada kisah-kisah para Pembesar Tionghoa…
Salam kenal.. 😀