Fang Zhongyong terlahir dari keluarga yang sederhana, nenek moyangnya tidak ada yang mengeyam pendidikan.
Telah 5 tahun Fang Zhongyong tidak pernah menggunakan alat-alat tulis, seperti kuas, tinta, dan bakhi.
Hingga pada suatu hari secara tiba-tiba dia menangis sambil merengek, “Aku mau kuas, tinta, dan bakhi. Aku mau…..”
Ayahnya kebingungan, namun karena Fang Zhongyong terus merengek, akhirnya sang ayah meminjam dari tetangga.
Lalu Fang Zhongyong mulai menulis.
“Ayah, saya sudah selesai.”
Dikarenakan sang ayah tidak berpendidikan, maka dia membawa hasil tulisan Fang Zhongyong kepada para tetangga.
“Hebat, benar-benar berbakat.”
“Andai anak kita bisa seperti ini, alangkah bahagianya,” puji para tetangga.
Kabar tersebut langsung tersebar luas, sehingga rumah Fang Zhongyong menjadi ramai dikunjungi orang.
“Anakku sudah mau lahir, tolong tuliskan sebuah puisi.”
“Anakku sedang ujian, aku mau dibuatkan satu syair.”
Sang ayah sangat gembira karena setiap tamu selalu membawa hadiah, bahkan ada yang memberikan uang.
Sejak saat itu, setiap hari Fang Zhongyong selalu dibawa ayahnya mengunjungi orang-orang terkenal dan kaya, sebagai alat untuk mendapatkan uang.
“Saya akan kaya raya,” demikian pikir sang ayah.
Pada suatu hari Fang Zhongyong melihat anak-anak seusianya sedang berjalan menuju sekolah, dan dia berkata kepada sang ayah, “Ayah, aku juga ingin bersekolah seperti mereka.”
“Kamu adalah anak yang pintar dan cerdas, untuk apa sekolah. Sekolah hanya untuk anak-anak yang bodoh.”
“Ayo cepat jalan, kita sudah ditunggu.”
Seiring berjalannya waktu, karya sastra Fang Zhongyong semakin menurun kualitasnya.
“Aih, ternyata hanya seperti ini. Sia-sia saya datang dari jauh ke sini.”
Hari demi hari berganti dan karya sastra Fang Zhongyong makin jelek dan tamu semakin jarang.
Hingga pada suatu hari secara tiba-tiba dia tidak bisa berkarya lagi.
Sepandai-pandainya kita, kalau tidak belajar kepandaian itu akan menurun.
Menurut saya, maknanya cerita ini
1 ketamakan sang ayah
Dalam hidup hendaknya jangan terlalu tamak/serakah akan uang/harta/hadiah
2 ilmu tidak terbatas, jadi jangan terlalu berpuas diri jika sudah bisa/pandai,harus banyak belajar dan belajar lagi Untuk meningkatkan kualitas diri.
seumur hidup kita harus belajar, tidak ada kata terlambat untuk belajar.
dimana saja kapan saja kita bisa belajar, tidak harus secara resmi disekolah tapi di manapun kita bisa belajar.
Ketamakan adalah dosa, kebodohan adalah dosa.