Walaupun puncak acara Perayaan Tahun Baru Imlek hanya berlangsung 2-3 hari termasuk malam tahun baru, tetapi masa tahun baru sebenarnya berlangsung mulai pertengahan bulan 12 tahun sebelumnya sampai pertengahan bulan pertama dari tahun yang baru tersebut.
Satu bulan sebelum tahun baru merupakan bulan yang bagus untuk berdagang, karena orang biasanya akan dengan mudah mengeluarkan isi kantongnya untuk membeli barang-barang keperluan tahun baru. Transportasipun akan terlihat mulai padat karena orang biasanya akan pulang ke kampung halaman untuk merayakan tahun baru bersama sanak saudara.
Beberapa hari menjelang tahun baru kesibukan dalam rumah mulai terlihat dimulai dengan pembersihan rumah secara besar-besaran bahkan ada yang mengecat baru pintu-pintu dan jendela. Ini dimaksud untuk membuang segala kesialan serta hawa kurang baik yang ada dalam rumah dan memberikan kesegaran dan jalan bagi hawa baik serta rejeki untuk masuk.
Acara dilanjutkan dengan memasang hiasan-hiasan tahun baru yang terbuat dari guntingan kertas merah maupun tempelan kata-kata harapan, seperti Kebahagiaan, Kekayaan, Panjang Umur, serta Kemakmuran.
Keluarga melakukan sembahyang terhadap leluhur, bermacam-macam buah diletakkan di depan altar.
Pada malam tahun baru, setiap keluarga akan mengadakan jamuan keluarga dimana setiap anggota keluarga akan hadir untuk bersantap bersama. Makanan populer pada jamuan khusus ini adalah “Jiao Zi” (semacam ronde). Setelah makan, biasanya mereka akan duduk bersama ngobrol, main kartu maupun game, atau hanya nonton TV. Semua lampu dibiarkan menyala sepanjang malam. Tepat tengah malam, langit akan bergemuruh dan gemerlap karena petasan. Semua bergembira.
Keesokan harinya, anak-anak akan bangun pagi-pagi untuk memberi hormat dan menyalami orang tua maupun sanak keluarga dan mereka biasanya akan mendapat Ang Pau. Acara dilanjutkan dengan mendatangi saudara yang lebih tua atau tetangga. Ini adalah saat yang tepat untuk saling berdamai, melupakan segala ketidakcocokan.
Suasana tahun baru berakhir 15 hari kemudian, bersamaan dengan dimulainya “Perayaan Lentera”. Lentera warna-warni aneka bentuk akan dipasang memeriahkan suasana, tarian tradisional digelar. Makanan khas pada saat itu adalah “Yuan Xiao”, semacam ronde yang lain.
Walaupun tradisi dan kebiasaan boleh berbeda tetapi ada satu semangat yang sama dalam merayakan Tahun Baru, yaitu suatu harapan akan kedamaian, kebahagiaan keluarga, teman-teman ataupun penduduk dunia lainnya.
Saya seorang Muslim,dan dilahir disuatu daerah yang sangat kental dengan suku Tionghoa, sampai-sampai kami dari daerah tersebut sudah susah untuk dibedakan antara yang asli pribumi dengan yang keturunan [Tionghoa]. Oleh sebab itu meskipun kita berlainan keyakinan [Agama], tetapi kita tetap saudara, harus dipelihara terus ke-saudra-an tersebut.
Selamat Tahun Baru Imlek, buat semua yang merayakannya.
Salam Perdamaian bersama.
tahun baru Imlek selalu membuat bahagia, keluarga berkumpul dan persembahyangan dilakukan, baik sebelum imlek maupun setelah imlek.
sekarang kami bisa merayakan dengan sukacita sejak Imlek dijadikan hari libur nasional.
moga tahun ini membawa berkah u kita semua
saya muslim…saya pernah kursus akupunktur, dan berteman dgn orang tionghoa…saya menyukai segala hal yg berbau tionghoa, baik perayaan, tradisi..kecuali makanan…
smoga saja, keinginan terpendam saya untuk pergi ke negeri tirai bambu terwujud…amin
saya minta izin mau edit artikel ini, boleh egk?
nanti dipasang sumbernya…
Sepanjang mencantumkan sumber beserta linknya, maka kami persilahkan. 🙂