Sistem Irigasi Dujiangyan (Simplified: 都江堰, Traditional: 都江堰, Pinyin: Dū Jiāng Yàn) adalah sistem irigasi yang dibangun oleh Negara Qin (Simplified: 秦国, Traditional: 秦國, Pinyin: Qín Guó) pada masa Negara-Negara Berperang. Terletak di kota Dujiangyan, Sichuan, Tiongkok. Pada masa Negara-Negara Berperang merupakan daerah Shu (Simplified: 蜀, Traditional: 蜀, Pinyin: Shǔ).
Dujiangyan dibangun sebagai proyek irigasi serta pengendalian banjir, dan masih terus digunakan hingga saat ini. Infrastruktur sistem ini dibangun di Sungai Min, anak sungai terpanjang dari Sungai Yangtze. Area ini berada di bagian barat Dataran Chengdu, antara Cekungan Sichuan dan dataran tinggi Tibet. Awalnya, aliran Sungai Min mengalir deras turun dari Pegunungan Min dan kemudian melambat secara tiba-tiba setelah mencapai dataran, mengisi aliran air dengan lumpur, sehingga membuat daerah di sekitarnya sangat rawan banjir.
Orang-orang yang tinggal di sepanjang Sungai Min sering dilanda banjir tahunan yang membawa banyak penderitaan.
Ahli hidrologi Qin, yang juga menjabat sebagai perfek, Li Bing (Simplified: 李冰, Traditional: 李冰, Pinyin: Lǐ Bīng), menyelidiki masalah tersebut dan menemukan bahwa Sungai Min mengalir secara cepat dari Pegunungan Min dan kemudian tiba-tiba melambat ketika mencapai bentangan dan sangat berlumpur. Inilah yang menyebabkan air mudah meluap dan membanjiri kawasan di sekitarnya.
Salah satu solusi adalah dengan membangun bendungan, tetapi Qin ingin menjaga jalur air agar tetap terbuka bagi kapal militer untuk memasok pasukan di perbatasan, sehingga sebagai gantinya sebuah tanggul buatan dibangun untuk mengalihkan sebagian aliran sungai dan kemudian memotong saluran melalui Gunung Yulei untuk mengalirkan kelebihan air ke daerah yang kering.
Raja Zhaoxiang (Simplified: 秦昭襄王, Traditional: 秦昭襄王, Pinyin: Qín Zhāo Xiāng Wáng) mengalokasikan 100.000 tael perak dan tim yang berjumlah puluhan ribu orang untuk membangun proyek tersebut.
Pembangunan tanggul pengalih air yang menyerupai mulut ikan membutuhkan waktu empat tahun untuk diselesaikan.
Proyek memotong dan membagi aliran air adalah proyek yang sangat berat dan sulit pada masa tersebut, karena keterbatasan alat-alat yang tersedia. Bubuk mesiu belum ditemukan sehingga tidak dapat menembus batu keras gunung menggunakan bahan peledak. Pekerjaan menembus batu gunung yang keras dilakukan dengan metode panas dan dingin, bebatuan gunung yang keras dipanaskan lalu didinginkan sampai retak, setelah itu mempergunakan alat-alat besi untuk merontokkan. Hal ini terus menerus dilakukan hingga akhirnya selama delapan tahun bekerja, saluran selebar 20 meter (66 kaki) telah terbuka melalui gunung.
Setelah pembangunan proyek ini selesai, tidak ada lagi banjir yang terjadi. Sistem irigasi Dujiangyan membuat daerah Shǔ menjadi wilayah pertanian produktif di Tiongkok. Pembangunan proyek ini juga menghilangkan rasa risau dan kuatir masyarakat akan bencana banjir dan memastikan panen yang teratur serta melimpah, sehingga kehidupan masyarakat bisa meningkat.
Dujiangyan adalah sistem irigasi tanpa bendungan tertua dan satu-satunya yang bertahan di dunia, yang juga merupakan keajaiban dalam perkembangan ilmu pengetahuan Tiongkok. Proyek ini terdiri dari tiga bagian penting, yaitu Yuzui, Feishayan dan Baopingkou yang dirancang secara ilmiah untuk secara otomatis mengontrol aliran air sungai dari pegunungan ke dataran sepanjang tahun.
Yuzui, berbentuk seperti ikan besar yang tergeletak di Sungai Min, adalah sebuah tanggul yang berfungsi untuk membagi Sungai Min menjadi dua bagian, sungai dalam dan sungai luar. Feishayan adalah sistem pelimpah yang mengalihkan pasir dan batu sungai bagian dalam ke sungai bagian luar. Baopingkou, seperti leher botol, digunakan untuk membawa air ke sungai bagian dalam dari Sungai Min. Pada saat yang sama, Baopingkou mengontrol jumlah air masuk.
Ketiga bagian ini berinteraksi satu sama lain dengan sempurna untuk membentuk proyek pemeliharaan air yang efektif. Selama musim air surut, 60% air Sungai Min dibawa ke sungai bagian dalam untuk irigasi sementara 40% air dialirkan ke sungai luar. Situasi terbalik di musim banjir memastikan pasokan air untuk irigasi dan perlindungan dari banjir.
Sistem Irigasi Dujiangyan (Simplified: 都江堰, Traditional: 都江堰, Pinyin: Dū Jiāng Yàn) dihormati sebagai ‘Harta Karun Sichuan’, yang masih memainkan peran penting dalam mengalirkan air banjir, mengairi pertanian dan menyediakan sumber daya air untuk lebih dari 50 kota di provinsi ini.
Pada saat ini, Dujiangyan disamping sebagai sistem irigasi dan pengendalian banjir, juga menjadi salah satu daya tarik wisata utama di Sichuan.