Zhang Heng (张衡) : Ilmuwan Multitalenta dari Dinasti Han Timur

Spread the love

Perangko Zhang Heng yang dikeluarkan oleh China Post pada tahun 1955

Perangko Zhang Heng yang dikeluarkan oleh China Post pada tahun 1955

Zhang Heng (Simplified: 张衡, Traditional: 張衡, Pinyin: Zhāng Héng) adalah astronom, matematikawan, penemu, geograf, kartograf, seniman, penyair, dan negarawan yang hidup selama masa Dinasti Han Timur.

Zhāng Héng lahir di kota Xi’e, Nanyang, dan berasal dari keluarga terhormat tetapi tidak terlalu kaya. Kakeknya, Zhang Kan, pernah menjadi gubernur sebuah komando dan salah satu pemimpin yang mendukung restorasi Han oleh Kaisar Guangwu (Simplified: 汉光武帝, Traditional: 漢光武帝, Pinyin: Hàn Guāng Wǔ Dì), setelah kematian perampas Wang Mang (Hanzi: 王莽, Pinyin: Wáng Mǎng) dari Xin. Ketika Zhāng Héng berusia sepuluh tahun, ayahnya wafat, meninggalkan dia dalam perawatan ibu dan neneknya. Sejak kecil Zhāng Héng menyukai sastra dan ingin menjadi penulis.

Zhāng Héng meninggalkan rumah pada usia 16 tahun untuk melanjutkan studinya di ibu kota Luoyang, pusat kebudayaan saat itu, untuk mencari guru yang akan menerimanya.

Saat perjalanan menuju Luoyang, Zhāng Héng melewati mata air panas di dekat Gunung Li dan mendedikasikan salah satu puisi pertamanya untuk itu. Karya ini berjudul “Fu di Pemandian Air Panas” (温泉赋, Wēn Quán Fù), menggambarkan kerumunan orang yang menghadiri mata air panas, yang kemudian menjadi terkenal sebagai “Sumber Air Panas Huaqing” (Simplified: 华清池, Traditional: 華清池, Pinyin: Huá Qīng Chí), tempat peristirahatan favorit selir kekaisaran Yang Guifei selama Dinasti Tang.

Setelah belajar selama beberapa tahun di Sekolah Kekaisaran di Luoyang, Zhāng Héng fasih dalam sastra klasik dan berteman dengan beberapa orang terkenal, termasuk ahli matematika dan kaligrafi Cui Yuan (Hanzi: 崔瑗, Pinyin: Cuī Yuán), komentator resmi dan filosofis Ma Rong (Simplified: 马融, Traditional: 馬融, Pinyin: Mǎ Róng), dan filsuf Wang Fu (Hanzi: 王符, Pinyin: Wáng Fú)).

Zhāng Héng juga mempelajari tulisan filsuf Mozi (Hanzi: 墨子, Pinyin: Mò Zi) dan Yang Xiong (Simplified: 扬雄, Traditional: 揚雄, Pinyin: Yáng Xióng), penulis dan filsuf dari Dinasti Han Barat. Ini memengaruhi Zhāng Héng untuk belajar ilmu alam.

Pada usia 23, Zhāng Héng kembali ke rumah dengan gelar “Petugas Berjasa Nanyang”, menjabat sebagai pejabat dokumen di bawah administrasi Gubernur Bao De. Karena Zhāng Héng ditugaskan untuk menyusun dokumen dan catatan untuk gubernur, Zhāng Héng memperoleh pengalaman dalam menulis dokumen resmi. Zhāng Héng juga bertanggung jawab atas penunjukan pejabat lokal dan rekomendasi ke ibu kota untuk jabatan yang lebih tinggi.

Zhāng Héng memulai studinya di bidang astronomi pada usia 30 tahun dan mulai menerbitkan karyanya tentang astronomi dan matematika.

Pada usia 38, Zhāng Héng mengepalai riset astronomi. Zhāng Héng juga menangani ritual dan upacara kerajaan, seperti doa, pernikahan, pemakaman, dan lainnya. Selama 6 tahun menjabat, Zhāng Héng menciptakan bola armilari ekuator dan menulis buku astronomi berjudul Ling Xiang (Simplified: 灵宪, Traditional: 靈憲, Pinyin: Líng Xiàn), yang secara harafiah berarti “Konstitusi Spiritual Semesta” atau “Hukum Mistik”.

Zhāng Héng kemudian dipromosikan menjadi komandan kereta perang, sebuah jabatan tinggi yang sangat diinginkan banyak orang, tetapi Zhāng Héng tetap setia pada risetnya.

Pada tahun 126, Zhāng Héng mengepalai lagi astronomi, ritual dan upacara istana pada saat Kaisar Shun (Simplified: 汉顺帝, Traditional: 漢順帝, Pinyin: Hàn Shùn Dì) naik takhta.

Zhāng Héng mengamati bahwa sering terjadi gempa bumi dan bencana alam ini sangat menakutkan bagi rakyat. Namun karena wilayah yang sangat luas, maka berita gempa bumi dari tempat yang jauh sering terlalu lama untuk mencapai ibukota. Solusinya, Zhāng Héng menciptakan seismograf pertama di dunia pada tahun 132.

Replika Seismograf Zhāng Héng

Replika Seismograf Zhāng Héng

Suatu hari, seorang peramal menghadap kaisar dan menyarankan buku ramalan menjadi bagian dari kurikulum Sekolah Kekaisaran. Berani terkena amarah kaisar, Zhāng Héng berbicara bahwa buku tersebut berisi ajaran kosong yang konyol, dan akan meracuni kaum muda serta memperbudak masyarakat.

Selain bola armilari dan seismograf, Zhāng Héng membuat juga kereta penunjuk selatan dan elang kayu.

Sebagai Petugas Istana Kaisar Shun, Zhāng Héng berusaha meyakinkan kaisar bahwa kasim istana merupakan ancaman bagi istana kekaisaran. Zhāng Héng menunjuk contoh spesifik intrik masa lalu yang melibatkan kasim, dan meyakinkan Kaisar Shun bahwa kaisar harus mengambil otoritas yang lebih besar dan membatasi pengaruh para kasim. Para kasim berusaha memfitnah Zhāng Héng, yang ditanggapi Zhāng Héng dengan puisi “Fu Saat Merenungkan Misteri”, yang melampiaskan rasa frustrasinya dan menanyakan apakah orang baik harus melarikan diri dari dunia yang rusak atau tetap berbudi luhur di dalamnya.

Sikapnya yang tidak kenal kompromi dalam masalah sejarah dan kalender membuatnya menjadi sosok yang kontroversial, dan hal ini berakibat menghambat karir Zhāng Héng naik ke status Sejarawan Agung. Persaingan politik Zhāng Héng dengan kasim istana pada masa pemerintahan Kaisar Shun menyebabkan keputusannya untuk pensiun dari istana pusat untuk melayani sebagai administrator Kerajaan Hejian. Zhāng Héng pulang ke Nanyang untuk waktu yang singkat, sebelum dipanggil kembali untuk melayani di ibu kota sekali lagi pada tahun 138. Zhāng Héng meninggal di ibu kota setahun kemudian, pada tahun 139.


Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 × 4 =