Yang Yichen (Hanzi: 杨义臣, ?-617) adalah seorang jenderal terkenal pada masa Dinasti Sui, Tiongkok. Ia melayani dua kaisar Sui yaitu Kaisar Wen dan putranya, Kaisar Yang. Selama pengabdiannya ia telah meraih sejumlah prestasi militer yang patut dibanggakan seperti mengalahkan suku-suku barbar di utara dan pemberontakan petani. Pada akhir Dinasti Sui, ia adalah salah satu dari sedikit jenderal yang bisa diandalkan untuk menumpas pemberontakan-pemberontakan petani yang merajarela. Sayangnya keberhasilan Yang membuat iri Kaisar Yang, ia akhirnya dinonaktifkan dari militer dan diberi jabatan yang tidak penting. Sejak itu pemberontakan petani makin tidak terkendali, Yang sendiri meninggal tak lama setelahnya dalam kesedihan.
***
Kehidupan awal
Yang Yichen terlahir dengan nama Yuchi Yichen dan beretnis Xianbei (suku minoritas di utara Tiongkok) di Provinsi Shanxi. Ayahnya adalah Yuchi Chong, seorang jenderal Dinasti Zhou Utara pada Zaman Dinasti Selatan dan Utara. Yuchi Chong diberi kepercayaan untuk menjaga pos militer di Gunung Heng yang terletak di Provinsi Shanxi. Yuchi bersahabat dengan Yang Jian, komandan Dingzhou (sekarang Baoding, Hebei), karena menyadari bahwa Yang adalah seorang pria yang mempunyai ambisi besar kelak akan tampil sebagai pemimpin. Tahun 580, Yang Jian mengambil alih kekuasaan dan mengangkat dirinya sebagai wali kaisar. Salah seorang saudara jauh Yuchi bernama Yuchi Jiong mencurigai ambisi Yang Jian dan ia memberontak di Xiangzhou (sekarang Handan, Hebei). Ketika berita ini didengar oleh Yuchi Chong, ia memenjarakan dirinya sendiri dan memohon pengampunan pada Yang Jian. Yang Jian pun akhirnya mengampuni Yuchi Chong dan memanggilnya ke Chang’an (sekarang Xi’an, Shaanxi) serta mengangkatnya sebagai asisten. Tahun 581, Yang Jian mengkudeta Kaisar Jing dari Zhou Utara dan menamatkan riwayat dinasti itu. Yang mendirikan Dinasti Sui dan menjadi kaisar pertamanya dengan gelar Kaisar Wen dari Sui.
Setelah Yang Jian menjadi kaisar, ia menganugerahkan Yuchi Chong gelar Adipati Qinxing. Pada tahun 582, Yuchi turut serta dalam kampanye militer bersama atasannya Jenderal Daxi Zhangru melawan Tujue (suku Turki) yang dipimpin kepala sukunya Shabolue Khan, Ashina Shetu. Pasukan Sui berhasil meraih kemenangan namun Yuchi gugur dalam perang. Saat itu Yuchi Yichen masih sangat muda. Kaisar Wen membawanya ke istana dan membesarkannya, gelar ayahnya juga diwariskan padanya. Dalam usia remajanya ia sudah melayani sebagai pengawal istana. Kaisar Wen sangat terkesan padanya dan membuatnya selalu teringat pada sahabatnya, Yuchi Chong sehingga menganugerahinya sejumlah harta dan memberinya hak istimewa menyandang marga Yang, marga keluarga kaisar, serta diberi status sebagai cucu keponakan kaisar. Sejak itulah namanya menjadi Yang Yichen. Setelah cukup umur ia diberi jabatan sebagai Gubernur Shanzhou (sekarang Sanmenxia, Henan).
***
Melayani Kaisar Wen
Yang Yichen memiliki reputasi sebagai pejabat yang jujur dan teliti, juga seorang pemimpin militer yang berkualitas. Kaisar Wen pun menaruh hormat padanya. Tahun 599, suku Tujue dibawah pimpinan Bujia Khan, Ashina Dianjue menyerang Tiongkok. Yang ditugasi untuk menghadapi mereka dan ia berhasil menghalau suku barbar itu. Tahun berikutnya, ia bekerjasama dengan jenderal Sui lainnya, Shi Wansui, Adipati Taiping, mereka berhasil memperoleh kemenangan mutlak atas Ashina Duanjue. Namun pada akhir tahun itu Shi dihukum mati karena tuduhan palsu dari Yang Su yang iri padanya, Yang sendiri juga tidak memperoleh penghargaan apapun atas jasanya itu. Pada akhir pemerintahan Kaisar Wen sekitar tahun 604-605, Yang dipromosikan sebagai komandan Shuozhou (sekarang Shuozhou, Shanxi).
***
Melayani Kaisar Yang
Kaisar Wen mangkat tahun 604, diduga ia dibunuh oleh putranya sendiri, Yang Guang, namun hingga kini hal itu masih diperdebatkan karena kurangnya bukti. Yang Guang naik tahta menggantikannya sebagai Kaisar Yang. Tak lama kemudian adik kaisar, Yang Liang, Pangeran Han melakukan pemberontakan di Bingzhou (sekarang Taiyuan, Shanxi). Jenderal Li Jing, komandan Daizhou (sekarang Xinzhou, Shanxi) yang setia pada Kaisar Yang dikepung oleh Jenderal Qiao Zhongkui, bawahan Yang Liang. Kaisar memerintahkan Yang untuk membebaskan Daizhou dari kepungan musuh dan ia sukses besar mengalahkan Qiao. Setelah Yang Liang kalah dan dipaksa menyerah oleh Yang Su, Yang Yichen diberi penghargaan berupa harta dan jabatan sebagai Gubernur Xiangzhou. Tahun 607, kaisar memanggilnya untuk menempati jabatan direktur urusan keluarga kekaisaran lalu kemudian sebagai direktur urusan pertanian.
Tahun 609, Yang berpartisipasi dalam kampanye militer yang sukses melawan Tuyuhun (suku barbar yang menempati wilayah Qinghai dan Gansu). Tahun 612, ia mengikuti kampanye militer melawan Kerajaan Goguryeo, Korea. Bersama Jenderal Yuwen Shu, Adipati Xu, mereka melintasi perbatasan untuk mengarah ke Pyongyang, ibukota Goguryeo. Di Korea, Yang bersama pasukannya banyak memperoleh kemenangan, namun sayangnya secara keseluruhan pihak Tiongkok kalah dan akibatnya Yang disingkirkan dari jabatannya. Namun tahun berikutnya, pada kampanye militer kedua, kaisar memulihkan jabatannya. Ia kembali bekerja di bawah Yuwen Shu dengan misi menyerbu kota Pyongyang. Namun tak lama kemudian, tersiar kabar bahwa Yang Xuan’gan, putra Yang Su memberontak di dekat ibukota timur, Luoyang, sehingga kampanye itu dibatalkan. Walau akhirnya pemberontakan Yang berhasil ditumpas, namun pemberontakan petani mulai meletus di berbagai daerah. Yang mendapat tugas untuk menumpas salah satu dari pemberontakan itu yang dipimpin oleh Xiang Haiming yang mengacau di sekitar Chang’an. Yang berhasil mengalahkan Xiang.
Tahun 616, Kaisar Yang mengutus Yang untuk memerangi pemimpin pemberontak lain, Zhang Jincheng. Dengan cerdik Yang memancing Zhang sehingga Zhang merasa kondisi telah aman, dalam keadaan tidak siaga itulah, Yang menyerang dan mengalahkan Zhang dan memaksanya melarikan diri. Zhang kemudian ditangkap dan dihukum mati oleh salah seorang jenderal Sui lainnya, Yang Shanhui. Setelah sukses mengalahkan Zhang, Yang menghadapi pemberontak lain bernama Gao Shida yang mengangkat dirinya sebagai Adipati Donghai. Sekitar awal tahun 617, setelah meraih kemenangan kecil, Gao bertindak gegabah dan mengabaikan nasehat bawahannya, Dou Jiande. Akhirnya ia dikalahkan dan dibunuh oleh Yang. Yang juga hampir berhasil menangkap Dou, namun belakangan ia menghentikan pengejaran karena menganggap Dou tidak lagi menjadi ancaman.
Sementara itu, Kaisar Yang dan perdana menteri Yu Shiji merasa iri dan curiga atas kemenangan-kemenangan yang diperoleh Yang. Kaisar memanggil Yang ke Jiangdu (sekarang Yangzhou, Jiangsu) dimana kaisar dan keluarganya sedang mengungsi. Kaisar memberinya jabatan sebagai menteri urusan upacara dan membubarkan pasukannya. Yang meninggal tidak lama kemudian dalam kesedihannya.