Raja Wu dari Qin (Simplified: 秦武王, Traditional: 秦武王, Pinyin: Qín Wǔ Wáng) adalah putra Raja Huiwen dari Qin (Simplified: 秦惠文王, Traditional: 秦惠文王, Pinyin: Qín Huì Wén Wáng), dan merupakan kakak tiri dari Raja Zhaoxiang.
Dikenal juga sebagai Raja Daowulie dari Qin (Simplified: 秦悼武烈王, Traditional: 秦悼武烈王, Pinyin: Qín Dào Wǔ Liè Wáng), Raja Daowu dari Qin (Simplified: 秦悼武王, Traditional: 秦悼武王, Pinyin: Qín Dào Wǔ Wáng), atau Raja Wulie dari Qin (Simplified: 秦武烈王, Traditional: 秦武烈王, Pinyin: Qín Wǔ Liè Wáng).
Meskipun hanya memerintah singkat, Raja Wu berjasa dalam penyatuan Qin dikemudian hari, dengan upayanya melawan Negara Han (Simplified: 韩国, Traditional: 韓國, Pinyin: Hán Guó). Raja Wu juga menyerang beberapa negara lainnya, misalnya Negara Wei (Simplified: 魏国, Traditional: 魏國, Pinyin: Wèi Guó).
Secara ekonomi, wilayah teritorial Qin direvisi, peraturan pertanahan diubah, sungai dikeruk, dan dibangun jembatan dan jalan.
Raja Wu menyerang benteng Negara Han di Yiyang (Simplified: 宜阳, Traditional: 宜陽, Pinyin: Yí Yáng) untuk membuka jalan bagi penyerangan terhadap negara-negara di timur. Penyerangan ini berhasil sehingga Negara Qin menguasai jalan-jalan utama menuju ibukota Zhou, Luoyang (Simplified: 洛阳, Traditional: 洛陽, Pinyin: Luò Yáng).
Raja Wu memiliki postur yang tinggi dan kuat, serta suka berperang. Raja Wu juga menyukai gulat, dan merekrut banyak orang-orang kuat untuk menduduki posisi tinggi dalam pemerintahan, seperti Ren Bi (Simplified: 任鄙, Traditional: 任鄙, Pinyin: Rèn Bǐ), Wu Huo (Simplified: 乌获, Traditional: 烏獲, Pinyin: Wū Huò), dan Meng Shuo (Simplified: 孟说, Traditional: 孟說, Pinyin: Mèng Shuō).
Pada saat mengunjungi istana Zhou, setelah dibakar semangat oleh Mèng Shuō, Raja Wu ingin memamerkan kekuatan fisiknya dengan mengangkat Ding (Simplified: 鼎, Tr鼎, Pinyin: Dǐng), Kuali Perunggu Berat, yang merupakan simbol kekuatan dan dominasi sebuah negara.
Meskipun Raja Wu berhasil mengangkat Dǐng tersebut, namun Raja Wu mematahkan tulang keringnya. Pada malam harinya, darah keluar dari matanya dan Raja Wu meninggal tidak lama kemudian.
Setelah kematian Raja Wu, pejabat kepercayaannya yang bernama Gan Mao (Simplified: 甘茂, Traditional: 甘茂, Pinyin: Gān Mào) segera meninggalkan Qin untuk pergi ke Wei.
Karena Raja Wu tidak memiliki keturunan, maka kematiannya menimbulkan krisis suksesi di Negara Qin dengan banyak pangeran berusaha merebut takhta.
Akhirnya adik tirinya yang bernama Ying Ji (Simplified: 嬴稷, Traditional: 嬴稷, Pinyin: Yíng Jì), yang pada saat itu masih menjadi sandera politik di Negara Yan (Simplified: 燕国, Traditional: 燕國, Pinyin: Yàn Guó), kembali ke Negara Qin.
Dengan dukungan ibu kandungnya, Mi Ba Zi (Simplified: 芈八子, Traditional: 羋八子, Pinyin: Mǐ Bā Zi), paman pihak ibu yang bernama Wei Ran (Simplified: 魏冄, Traditional: 魏冄, Pinyin: Wèi Rǎn) yang memegang kekuatan militer cukup signifikan, serta Raja Wuling dari Zhao (Simplified: 赵武灵王, 趙武靈王, Pinyin: Zhào Wǔ Líng Wáng), yang membuka jalan jalur pulang di Negara Zhao yang merupakan rute perjalanan antara Negara Yan menuju Negara Qin, Yíng Jì berusaha mengambil takhta. Yíng Jì kemudian naik takhta sebagai Raja Zhaoxiang.