Pada masa Musim Semi dan Musim Gugur, Qi Zhuanggong memiliki hubungan gelap dengan istri Menteri Cui Zhu dan hal tersebut diketahui oleh Menteri Cui Zhu.

Cui Zhu murka dan membunuh Qi Zhuanggong.

Setelah itu Cui Zhu menjadi raja dan memonopoli kekuasaan.

Namun Cui Zhu merasa takut karena telah membunuh raja terdahulu dan kejadian tersebut dicatat sebagai sejarah oleh pejabat sejarah.

“Panggil pejabat sejarah!”, perintah Raja Cui Zhu.

“Baik.”

“Raja terdahulu telah tiada, tulis saja beliau wafat karena sakit. Dan saya tidak akan mengganggumu. Kalau tidak, maka saya tidak akan sungkan,” bujuk Raja Cui Zhu sambil mengancam pejabat sejarah.

“Tidak bisa!”, jawab pejabat sejarah dengan tegas.

Raja Cui Zhu murka, “Pengawal, seret dan penggal dia!”

Berdasarkan kebiasaan, posisi pejabat sejarah diturunkan kepada anak atau saudara.

“Kakakmu tidak menuruti perintah, maka dia telah saya bunuh. Sekarang kalau kamu tetap tidak menurut maka nasibmu akan sama seperti kakakmu,” ancam Raja Cui Zhu.

Menteri Zhong tetap menulis kebenaran dan tidak takut dengan ancaman raja, maka dia juga dihukum mati.

Posisi pejabat sejarah diturunkan kepada adik ke 3 yang bernama Shu Zhao.

“Kedua kakakmu tidak menuruti perintah sehingga mereka dihukum mati, kalau kamu masih sayang nyawa maka harus menjalankan perintah saya.”

“Kewajiban pejabat sejarah adalah menulis sesuai kenyataan. Apabila tidak bisa menjalankan tugas dengan baik maka lebih baik mati,” jawab Shu Zhao.

“Kamu kira saya tidak berani membunuhmu?”

“Silahkan saja,” jawab Shu Zhao.

“Kurang ajar! Kamu….. Kamu….”

Tiba-tiba seorang pejabat istana mencegah tindakan Raja Cui Zhu, “Raja, jika Anda membunuh 3 pejabat sejarah maka akan menimbulkan kemarahan rakyat. Tolong urungkan niat itu.”

Raja Cui Zhu menjadi tersadar, akhirnya dia berkata kepada Shu Zhao, “Sudah, kamu pergi saja.”

Dan tertulis di sejarah bahwa Cui Zhu membunuh raja terdahulu, Qi Zhuanggong.

Apakah makna dari cerita ini?