Pada masa Musim Semi dan Musim Gugur, Raja Qi mengutus Menteri Yan Ying ke Negara Chu.
Mengetahui hal tersebut Raja Chu berpikir, “Menteri Yan Ying pandai dan berbakat, saya harus menemukan cara untuk mempermalukan dia.”
Raja Chu memerintahkan semua anak buahnya untuk memikirkan cara tersebut.
Ketika Menteri Yan Ying tiba, Raja Chu menjamunya.
“Menteri Yan, silahkan.”
“Terima kasih Baginda.”
Saat jamuan sedang berlangsung, beberapa prajurit Chu lewat sambil membawa seorang tahanan.
“Tunggu! Apa kesalahan orang itu? Dan dia orang dari negara mana?”, tanya Raja Chu.
Seorang prajurit menjawab, “Orang ini pencuri dan dia orang negara Qi.”
“Baiklah.”
“Menteri Yan, mengapa orang Negara Qi tidak berguna dan melakukan perbuatan tercela?”, tanya Raja Chu.
“Hmm, jeruknya enak sekali.”
“Menteri Yan, apakah Anda mendengarkan?”
“Baginda Raja apakah mengetahui Jeruk Huainan besar dan manis?”
“Namun apabila jeruk tersebut ditanam di Huaibei maka menjadi kecil dan pahit.”
“Saya sedang membicarakan pencuri dari Negara Qi, namun Anda terus asyik bercerita tentang jeruk!”, kata Raja Chu sambil menahan emosi.
“Meskipun berasal dari bibit yang sama, Jeruk Huaibei memiliki rasa yang berbeda dengan Jeruk Huainan.”
“Dengan alasan yang sama, rakyat Qi bekerja dan hidup sejahtera di Negara Qi, namun jika menetap di Negara Chu maka mereka menjadi pencuri, mungkin itu dikarenakan tanah yang berbeda”, sambung Menteri Yan.
Raja Chu tertegun!
“Saya sebenarnya ingin menertawakan Menteri Yan, namun tidak disangka yang terjadi adalah sebaliknya”, kata Raja Chu sambil tertawa.
“Mengenai hubungan pencuri dengan …..”
“Menteri Yan telah bersusah payah datang dari jauh, maka mari kita membahas urusan resmi saja”, potong Raja Chu.
“Raja Chu mengatur negara dengan baik, saya sangat kagum”, puji Menteri Yan.
“Anda terlalu menyanjung.”
“Mari bersulang. Semoga Negara Qi dan Negara Chu bisa hidup rukun berdampingan selamanya”, sambung Raja Chu.
Apakah makna dari cerita ini?