Dewa Guang Ze Zun Wang (廣澤尊王)

Spread the love

Dewa Guang Ze Zun Wang (廣澤尊王)

Dewa Guang Ze Zun Wang (廣澤尊王)

Guang Ze Zun Wang (廣澤尊王) adalah Dewa leluhur Suku Min Selatan. Dalam dialek Hokkien disebut Kong Tek Cun Ong atau Kong Tik Tjoen Ong, yang berarti Raja Mulia yang Memberikan Berkah Melimpah. Juga dikenal dengan panggilan atau gelar Guo Sheng Wang (郭聖王, Hokkien = Kwee Seng Ong), Bao An Zun Wang (Hokkien = Po An Cun Ong), Sheng Wang Gong (聖王公, Hokkien = Seng Ong Kong), dan Xiao Zi Gong (孝子公) yang berarti Kakek Kasih Keluarga.

Hari kebesaran Dewa Guang Ze Zun Wang (廣澤尊王) adalah pada tanggal 22 bulan 2 Imlek.

Guang Ze Zun Wang (廣澤尊王) adalah salah satu Dewa yang memiliki kedudukan tinggi dan banyak dipuja di kelenteng-kelenteng seluruh dunia.

Guang Ze Zun Wang (廣澤尊王) merupakan Dewa leluhur Suku Min Selatan, khususnya daerah Nan An, dan sangat populer di kalangan penduduk Fujian Selatan maupun perantauan dari Fujian, misalnya di Indonesia dan Singapura.

Patung Dewa Guang Ze Zun Wang (廣澤尊王)

Patung Dewa Guang Ze Zun Wang (廣澤尊王)

Guo Ming Liang atau Guo Lizhu tidak pernah membedakan yang kaya dan miskin, berbakti kepada orangtua, dan mencintai saudaranya. Lin Su Niang adalah seorang wanita yang lembut dan baik hati. Keduanya menikah. Guo Ming Liang bekerja sebagai petani, tetapi meskipun selalu bekerja keras, keluarga mereka tidak pernah kaya. Lin Su Niang sendiri selalu berhemat dan tidak pernah mengeluh atas hidup mereka yang berat.

Pada tanggal 22 bulan 2 tahun 923 M, Lin Su Niang melahirkan Guo Zhong Fu atau Guo Hong Fu (Hokkien = Kwee Ang Hok). Zhong Fu memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan anak-anak seusianya, kepandaiannya juga diatas rata-rata. Zhong Fu dididik ibunya sehingga semenjak usia dini telah memiliki sifat rendah hati, rajin bekerja dan berbudi luhur.

Zhong Fu adalah anak yang berbakti kepada orangtua. Beliau tidak pernah mengeluh maupun mengomel kepada orang tuanya. Jika ibunya belum makan, Zhong Fu tidak pernah mau makan terlebih dahulu. Pada saat terjadi bencana alam, banyak penduduk yang melihat kemunculan Zhong Fu, terkadang mengendarai kuda putih, untuk memberikan bantuannya bagi mereka yang tertimpa malapetaka. Itulah sebabnya Beliau kemudian dipanggil Guang Ze Zun Wang, yang berarti Raja Mulia yang Memberikan Berkah Melimpah.

Mencapai Kedewaan

Pada tanggal 15 bulan 8 Imlek, bulan mencapai fase purnama. Zhong Fu naik ke atas pohon sambil melihat langit yang cerah. Beliau melihat sebuah bintang yang bersinar terang kemudian berpikir, “Orang di dunia ini harus berhati bersih, terang dan jujur seperti terangnya bintang tersebut“.

Seminggu kemudian, Zhong Fu pergi ke gunung mengambil kayu bersama kawan-kawannya. Mereka menemukan sebuah pohon yang sangat tinggi tetapi ranting-rantingnya kering. Zhong Fu hendak mengambil ranting-rantingnya, teman-temannya bertaruh akan memberikan semua kayu mereka hari itu jika Zhong Fu berhasil memanjat ke sana. Zhong Fu memanjat dengan lincah, sampai di tengah Beliau menemukan tempat untuk duduk dan merasa masanya untuk menjadi Dewa telah tiba. Beliau duduk bersila dan memejamkan mata, penampilannya seperti Dewa yang sedang bermeditasi.

Zhong Fu meminta kawan-kawannya untuk memberikan kayu-kayunya kepada sang ibu, dan meminta mereka untuk memanggil ibunya sambil membawakan sebuah buku dan satu biji labu kuning. Setelah sang ibu, Lin Su Niang, sampai di tempat Zhong Fu, tetapi tubuhnya sudah kaku seperti patung, wajahnya memerah dan matanya menerawang.

Ia menangis dan teringat pada mimpinya di tanggal 15 kemarin kini menjadi kenyataan. Dalam mimpi itu, ia disuruh menggoyang-goyang kaki Zhong Fu. Langsung saja Lin Su Niang memanjat pohon dan menarik sebelah kakinya sambil berkata, “Zhong Fu, bukalah matamu lebar-lebar, sehingga kamu dapat melihat jauh. Kalau kamu sudah menjadi Dewa, maka tolonglah segera orang-orang yang sengsara dan menderita“.

Ia menggoyang-goyang kaki putranya hingga tiga kali. Karena anak yang berbakti, Zhong Fu membuka matanya lebar-lebar seperti penggambaran rupangnya kini. Tempat itu kini dinamai “Fei Feng Shan”, Zhong Fu menjadi dewa saat berumur 16 tahun. Semenjak saat itu, penduduk mendirikan kuil untuk menghormatinya.

Menurut versi yang lain, suatu hari setelah dewasa Hong Fu mendapat bisikan suci bahwa Beliau akan menerima anugerah Tian untuk menjadi orang suci. Beliau menceritakan hal itu kepada ibunya, lalu mandi, keramas dan bersemedi dalam kamar sepanjang hari. Menjelang senja, sang ibu yang melihat putranya sejak pagi tidak keluar dari kamar, lalu mendorong pintu kamar tempat putranya bersemedi. Ia terkejut ketika menyaksikan tubuh Hong Fu bersama kursinya terapung di udara dalam keadaan semadi. Tanpa pikir panjang, ia segera menarik kaki putranya ke bawah, tetapi terasa telah dingin dan kaku. Sejak itu penduduk kampung selalu menghormati Guo Hong dan memuja sebagai orang suci dengan mendirikan Klenteng.

Guang Ze Zun Wang (廣澤尊王) ditampilkan sebagai seorang pemuda yang memakai baju kebesaran dengan lambang naga. Beliau duduk di atas kursi dengan mata terbuka, kaki kanannya bersila sementara yang kiri terjulur ke bawah. Hari lahirnya diperingati pada tanggal 22 bulan 8 Imlek, dan hari kebesaran-Nya pada tanggal 22 bulan 2 Imlek. Beliau melambangkan seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Karena bakti dan kesuciannya itu, ia diangkat menjadi Dewa (Shen) di usia yang masih sangat muda, yaitu 16 tahun.

Sebuah versi lain mengatakan bahwa sebetulnya yang dianggap sebagai Guo Sheng Wang adalah seorang raja muda yang hidup pada masa Dinasti Tang, yakni Guo Zi Yi. Beliau bergelar Fen Yang Wang (Raja Muda dari Fenyang) atau Guo Fen Yang Gong. Guo Zi Yi berjasa besar dalam menumpas pemberontakan An Lu Shan yang pada waktu itu nyaris meruntuhkan Dinasti Tang. Beliau banyak dipuja oleh keluarga Guo sebagai pelindung mereka, hari lahirnya diperingati pada hari yang sama dengan Guo Sheng Wang.


Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

8 − 6 =