10 Prestasi Utama Dinasti Qin Tiongkok

Spread the love

Dinasti Qin yang didirikan oleh Kaisar Qin Shi Huang (Hanzi: 秦始皇, Pinyin: Qín Shǐ Huáng) adalah dinasti kekaisaran pertama di Tiongkok yang pemerintahannya berlangsung dari 221 SM hingga 206 SM. Meskipun hanya bertahan selama 15 tahun, sehingga menjadi dinasti terpendek dalam sejarah Tiongkok, namun Dinasti Qin memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap perkembangan Tiongkok.

Dinasti Qin memperkenalkan banyak reformasi termasuk sistem administrasi meritokratis pertama di Tiongkok. Juga standarisasi sistem penulisan, kode hukum, satuan ukuran dan mata uang. Dinasti Qin juga terkenal dengan prestasi tekniknya yang meliputi Tembok Besar, Tentara Terakota, Sistem Irigasi Dujiangyan, Terusan Ling dan Terusan Zhengguo.

Berikut ini adalah 10 pencapaian utama Dinasti Qin.

Peta Dinasti Qin

Peta Dinasti Qin

1. Mempersatukan Tiongkok

Periode sebelum Dinasti Qin dinamakan masa Negara-Negara Berperang, sebuah masa penuh kekacauan dimana banyak negara saling berebut kekuasaan dan wilayah.

Didominasi tujuh negara kuat yang saling berperang demi memperebutkan supremasi:
– Han (Simplified: 韩国, Traditional: 韓國, Pinyin: Hán Guó)
– Zhao (Simplified: 赵国, Traditional: 趙國, Pinyin: Zhào Guó)
– Yan (Simplified: 燕国, Traditional: 燕國, Pinyin: Yàn Guó)
– Wei (Simplified: 魏国, Traditional: 魏國, Pinyin: Wèi Guó)
– Chu (Simplified: 楚国, Traditional: 楚國, Pinyin: Chǔ Guó)
– Qi (Simplified: 齐国, Traditional: 齊國, Pinyin: Qí Guó)
– Qin (Simplified: 秦国, Traditional: 秦國, Pinyin: Qín Guó)

Raja Zheng dari Negara Qin (Hanzi: 秦王政, Pinyin: Qín Wáng Zhèng) memulai kampanye untuk menaklukkan negara-negara lain dengan tujuan untuk mempersatukan seluruh Daratan Tengah.

Negara Han ditaklukkan pada tahun 230 SM, Negara Zhao jatuh pada 228 SM, Negara Wei pada 225 SM, Negara Chu yang perkasa takluk pada 223 SM, Negara Yan pada 222 SM, dan Negara Qi pada 221 SM.

Jadi 221 SM, adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah, Tiongkok menjadi negara terpusat yang bersatu.

Raja Zheng kemudian naik takhta sebagai Kaisar Qin Shi Huang (Hanzi: 秦始皇, Pinyin: Qín Shǐ Huáng).

Shang Yang (商鞅)

Shang Yang (商鞅)

2. Memiliki Tokoh-Tokoh Reformis

Shang Yang (Simplified: 商鞅, Traditional: 商鞅, Pinyin: Shāng Yāng) adalah seorang negarawan dan reformis yang mengabdi kepada Negara Qin (Simplified: 秦国, Traditional: 秦國, Pinyin: Qín Guó). Kebijaksanaan dan pemikiran Shāng Yāng meletakkan pondasi bagi Negara Qin untuk mempersatukan seluruh Dataran Tengah.

Li Si (Hanzi: 李斯, Pinyin: Lǐ Sī) adalah seorang negarawan, cendikiawan dan perdana menteri dari Kaisar Qín Shǐ Huáng. Lǐ Sī merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dari Dinasti Qin. Lǐ Sī memainkan peran sangat penting dalam penyatuan sejarah dan budaya Tiongkok. Antara lain, Lǐ Sī membakukan kode hukum, peraturan pemerintah, unit pengukuran, dan mata uang koin. Lǐ Sī juga melonggarkan pajak dan menulis tujuh bab Cangjie Pian (Simplified: 仓颉篇, Traditional: 倉頡篇, Pinyin: Cāngjié Piān) sebagai buku teks untuk diikuti orang lain.

Aksara Segel Kecil Dinasti Qin

Aksara Segel Kecil Dinasti Qin

3. Standarisasi Penulisan

Sebelum Qin mempersatukan Tiongkok, gaya penulisan terus berevolusi selama berabad-abad secara mandiri pada masing-masing wilayah, menghasilkan apa yang disebut “Aksara Enam Negara”. Keragaman tentu menghambat komunikasi, perdagangan, perpajakan dan transportasi dalam pemerintahan yang bersatu.

Pada tahun 220 SM, Lǐ Sī, perdana menteri di bawah Kaisar Qín Shǐ Huáng, memulai sistematisasi bahasa tertulis dengan memperkenalkan Aksara Segel Kecil sebagai standar kekaisaran, yang telah digunakan di negara bagian Qin. Skrip Segel Kecil itu sendiri distandarisasi melalui penghapusan bentuk-bentuk varian di dalamnya. Sistem penulisan standar ini membuat bahasa tertulis menjadi seragam di seluruh pelosok negeri, dan memiliki efek penyatuan pada sejarah dan budaya Tiongkok untuk generasi-generasi berikutnya selama ribuan tahun.

Dinasti Qin Mendirikan Sistem Administrasi Meritokratis Pertama di Tiongkok

4. Dinasti Qin Mendirikan Sistem Administrasi Meritokratis

Pada masa-masa sebelumnya, sistem warisan dan koneksi dijalankan untuk mengelola negara. Berdasarkan warisan dan koneksi, maka seseorang dapat menduduki posisi yang tinggi, berpengaruh dan kaya raya. Sedangkan rakyat jelata yang bukan merupakan keturunan bangsawan akan selamanya tidak pernah dapat mendapatkan posisi tinggi dalam pemerintahan.

Kaisar Qín Shǐ Huáng dan Perdana Menteri Lǐ Sī menghapus sistem berdasarkan keturunan dan menggantinya menjadi meritokratis, sistem yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan, senioritas, dan sebagainya.

Kekaisaran Qin dibagi menjadi 36 Jun (prefektur), di mana terdapat sejumlah Xian (kabupaten). Di bawah setiap Xian, ada sejumlah Xiang (kota), di mana ada Ting, yang selanjutnya dibagi menjadi Li, unit administrasi pedesaan terkecil. Seluruh Tiongkok dengan demikian dibagi menjadi unit-unit administratif.

Peta Tembok Besar pada masa Dinasti Qin

Peta Tembok Besar pada masa Dinasti Qin

5. Pembangunan Tembok Besar

Sebelum dipersatukan, banyak negara membangun tembok masing-masing sebagai basis pertahanan perbatasan mereka. Setelah dipersatukan, Kaisar Qín Shǐ Huáng memerintahkan penghancuran terhadap tembok-tembok yang membagi wilayah-wilayah Dinasti Qin. Sedangkan untuk melindungi perbatasan utaranya, Kaisar Qín Shǐ Huáng memerintahkan pembangunan tembok pertahanan besar yang menghubungkan benteng-benteng pertahanan di sepanjang perbatasan utara. Tembok tersebut dibangun sebagai basis pertahanan terhadap serangan dari bangsa-bangsa di utara dan barat laut.

Sistem Irigasi Dujiangyan

Sistem Irigasi Dujiangyan

6. Sistem Irigasi Dujiangyan Dibangun

Sungai Min, anak sungai terpanjang dari Sungai Yangtze, secara rutin selalu banjir dan menyebabkan penderitaan bagi rakyat yang tinggal di sepanjang tepiannya. Li Bing (Simplified: 李冰, Traditional: 李冰, Pinyin: Lǐ Bīng), seorang perfek dan ahli hidrolik, memprakarsai dan mengawasi pembangunan sistem irigasi dengan metode baru, menyalurkan dan membagi air, dibanding metode membuat bendungan. Sistem irigasi ini dinamakan Dujiangyan (Simplified: 都江堰, Traditional: 都江堰, Pinyin: Dū Jiāng Yàn).

Sistem Irigasi Dujiangyan menjadikan Li Bing sebagai salah satu tokoh penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan Tiongkok. Dibangun sekitar 256 SM, dan masih tetap dipergunakan untuk mengairi lebih dari 5.300 km persegi tanah pertanian dan terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Sistem Irigasi Dujiangyan juga merupakan daya tarik wisata utama karena tekniknya yang canggih.

Pembangunan Terusan Ling

Pembangunan Terusan Ling

7. Pembangunan Terusan Ling

Pada 214 SM, Kaisar Qín Shǐ Huáng ingin melakukan kampanye militer ke selatan dengan tujuan melawan Nam Viet (Nan Yue). Namun medan daratan yang sulit menyebabkan kesusahan dalam mobilisasi tentara dan pasokan bahan makanan. Kaisar Qín Shǐ Huáng kemudian memerintahkan pembangunan terusan yang dapat menghubungkan Sungai Xiang, yang mengalir ke utara menuju Sungai Yangzi / Yangtze, dengan Sungai Li, yang mengalir ke selatan menuju Sungai Gui dan Sungai Xi.

Dirancang dan dikerjakan oleh arsitek bernama Shi Lu (Simplified: 史禄, Traditional: 史祿, Pinyin: Shǐ Lù). Dibangunlah sistem terusan yang membentuk kanal sepanjang 36,4 km, yang dikenal sebagai Terusan Ling (Simplified: 灵渠, Traditional: 靈渠, Pinyin: Líng Qú). Terusan Ling adalah sebuah fenomena kemajuan ilmu pengetahuan teknik irigasi pada masanya, dimana dapat mengalirkan air dari sungai yang memiliki tinggi permukaan air lebih rendah, Sungai Xiang, menuju sungai dengan tinggi permukaan air lebih tinggi, Sungai Li. Terusan Ling adalah kanal kontur tertua di dunia dan Situs Warisan Dunia UNESCO.

Pembangunan Terusan Zhengguo

Terusan Zhengguo

8. Pembangunan Terusan Zhengguo

Pada masa Negara-Negara Berperang, Negara Han (Simplified: 韩国, Traditional: 韓國, Pinyin: Hán Guó), yang bertetangga dengan Negara Qin, semakin kuatir dengan semakin meningkatnya kekuatan dan supremasi Negara Qin, sehingga memikirkan tipu muslihat untuk melemahkan kekuatan Negara Qin. Negara Han mengetahui bahwa Negara Qin suka mengerjakan proyek berskala besar, sehingga mengirimkan insinyur bernama Zheng Guo (Simplified: 郑国, Traditional: 鄭國, Pinyin: Zhèng Guó) dengan tujuan membujuk Raja Zheng dari Negara Qin (Hanzi: 秦王政, Pinyin: Qín Wáng Zhèng) untuk membangun terusan atau kanal yang dapat menghubungkan sungai Jing dan Luo. Pada saat itu daerah tersebut sering dilanda banjir, sehingga menimbulkan banyak penderitaan bagi rakyat sekitar.

Tujuan sebenarnya dari Negara Han adalah agar Negara Qin sibuk dengan proyek terusan tersebut sehingga mencegah Negara Qin menyerang negara-negara lain, dan juga untuk menguras sumber daya manusia dan keuangan dari Negara Qin.

Meskipun akhirnya Raja Zheng mengetahui tujuan terselubung dari pembangunan terusan tersebut, tetapi pembangunan tetap dilanjutkan hingga selesai. Setelah proyek tersebut selesai, terusan yang dinamakan Terusan Zhengguo (Simplified: 郑国渠, Traditional: 鄭國渠, Pinyin: Zhèng Guó Qú), keberadaan terusan tersebut menjadi pondasi Negara Qin dengan mendapatkan lahan pertanian tambahan yang berlimpah, menyediakan Negara Qin dengan sumber daya yang cukup untuk meningkatkan ukuran pasukannya yang sudah besar.

Tentara Terakota

Tentara Terakota

9. Tentara Terakota

Salah satu proyek konstruksi paling terkenal pada masa pemerintahan Dinasti Qin adalah Mausoleum Kaisar Qín Shǐ Huáng. Terletak di Xi’an, dan dibangun dengan melibatkan 700.000 orang dan membutuhkan 38 tahun untuk membangunnya, dari 246 SM hingga 208 SM. Pada mausoleum, terdapat Tentara Terakota seukuran manusia, yang tujuannya adalah untuk melindungi Kaisar di akhirat dari roh jahat.

Setiap prajurit terakota tentara adalah unik, menunjukkan tingkat keahlian dan seni pembuatan yang tinggi. Makam yang sangat luas disertai 8.000 Tentara Terakota dan kuda, aliran sungai merkuri, hingga jebakan senjata untuk menggagalkan penjarahan.

Persenjataan Canggih Dinasti Qin

10. Persenjataan Canggih

Dinasti Qin mengembangkan jaringan jalan dan kanal yang luas, menghubungkan provinsi-provinsi untuk meningkatkan perdagangan di antara mereka. Panjang as roda gerobak distandarisasi untuk memfasilitasi transportasi pada sistem jalan. Militer Qin menggunakan persenjataan paling canggih saat itu. Meskipun awalnya mereka menggunakan pedang perunggu, pada abad ketiga SM, mereka menggunakan pedang besi yang lebih kuat.


Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twelve − 7 =